Alamak, Ada Organisasi LGBT Bersiri di Pekanbaru

PEKANBARU(DUMAIPOSNEWS)- Ditemukan rumah yang digunakan sebagai kantor sekretariat kelompok LGBT di Jalan UKA Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Warga sekitar mengaku resah, karena menilai bahwa kelompok menyimpang ini berbahaya, jika sudah berkantor maka dipastikan kelompok ini akan berkembang pesat di Kota Bertuah.

Saat dikonfirmasi melalui nomor seluler yang tertera di plang rumah tersebut, seorang yang mengaku bernama Ruli menjelaskan bahwa memang mereka organisasi yang terdiri dari kelompok Waria atau Transgender yang biasa disebut LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). OPSI sendiri singkatan dari Organisasi Perubahan Sosial Indonesia.

Kongkowkuy

“Kita organisasi yang bergerak di bidang isu kesehatan HIV AIDS. Dua tahun kantor (disana). Kegiatan sosialisasi bersama teman-teman komunitas,” kata Ruli kepada wartawan kemarin.

Ditanyakan apa benar ini organisasi LGBT, Ruli mengatakan memang anggotanya para LGBT namun bukan wadah LGBT, karena organisasi ini untuk merangkul kaum LGBT agar terhindar dari bahaya HIV dan AIDS, mengingat bahwa kelompok LGBT merupakan kelompok yang beresiko tinggi terdampak virus berbahaya tersebut.

“Kalau dibilang fokus ke LGBT waria dan sebagainya, wajar kita fokus ke mereka karena kita tahu mereka yang betul-betul berisiko tinggi di situ, merangkul mereka agar bisa menjaga kesehatan mereka dari hidup mereka yang tidak pakai pengaman, semenjak kita sosialisasikan menjadi pakai pengaman. Rata-rata anggota LGBT iya,” jelasnya lagi.

Untuk di Riau, lanjut Ruli, ada 3 orang pengurus yakni Koordinator, Sekretaris dan Bendahara. Sementara untuk anggota, Ruli masih belum mau merincikan ada berapa banyak.

Untuk kegiatan memang tidak mereka lakukan di kantor, karena kantor tersebut hanya dihuni tiga pengurus tersebut sehari-hari. “Jarang ngumpul (di kantor), ketemu di luar, di Sekretariat cuma bertiga, koordinator, sekretaris dan bendahara, di Riau tidak ada ketua tapi koordinator, di nasional ada Liana (pimpinan), izin ada di Kesbangpol,” terangnya.

Ruli menjelaskan bahwa komunitas ini tidak dikhususkan untuk kalangan LGBT saja, melainkan terbuka juga untuk masyarakat umum yang ingin bergabung. “Kegiatan terakhir kita kemarin Hari Kekerasan Perempuan Desember kemarin, membahas isu HIV AIDS terhadap perempuan, fokus isu kesehatan HIV dan AIDS, bukan menjadi wadah teman-teman LGBT, di sini mendidik teman-teman bisa berperilaku dengan baik. Pengurus ada 3 orang, di dalamnya ada transgender waria,” pungkasnya.

Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PKS, Mulyadi menegaskan, bahwa pihaknya tidak merestui kehadiran kelompok LGBT di Kota Bertuah Pekanbaru. Maka dia meminta agar kelompok tersebut segera dibubarkan.

“Sebagai wakil masyarakat, saya minta agar itu (LGBT) dibubarkan,” tegas Mulyadi. Mengenai kegiatan organisasi ini untuk sosialisasi kepada kaum LGBT agar berperilaku sehat menggunakan pengaman dalam berhubungan agar tidak terjangkit virus HIV AIDS, Mulyadi mempertanyakan kegiatan menyimpang yang nyeleneh seperti ini.

“Maksud berperilaku hidup sehat itu memberikan tips agar terhindar dari HIV, yang terpenting kita minta LGBT tak ada satu pun di Pekanbaru. Ini penyakit, mereka harus tobat,” pintanya.

Sebab, lanjut Politisi PKS ini lagi, bahwa kehadiran LGBT ini merupakan penyakit yang menular, dalam ajaran Islam sangat terlarang. Bahkan dahulunya kaum Sodom di masa Nabi Luth ‘Alaihis sallam telah dihancurkan Allah Subahanahu wa Ta’ala atas penyimpangan mereka yang menyukai sesama jenis.

“Jangan sampai kita kena musibah karena ulah mereka, yang mereka lakukan itu haram, membawa murka Allah. Bukan berarti mereka lakukan pakai pengaman jadi halal, tetap haram apapun alasannya,” tegas Mulyadi.

Editor      : Bambang Rio
Reporter : Yandi Odeng