BAGANSIAPIAPI (DUMAIPOSNEWS.COM) - Sampai memasuki hari keempat, tim gabungan yang terdiri dari Polsek Bangko, Satpol Airud Polres Rohil, SAR, TNI AL masih terus berusaha untuk melakukan pencarian terhadap nelayan pencari udang yang tenggelam dan diterkam buaya.
Bahkan, untuk pencarian kali ini Kapolsek Bangko, Kompol IMT Sinurat SH MH pun ikut langsung memimpin tim gabungan tersebut.
Kapolres Rohil, AKBP Isa Imam Syahroni Sik MH yang dikonfirmaskan melalui Plh Kasi Humas, Ipda Edi Purnomo pada Selasa (30/7) malam mengatakan, bahwa sampai sejauh ini pihaknya tetap melakukan pencarian bersama tim gabungan.
” Sampai saat ini kita belum menemukan keberadaan nelayan yang diduga diterkam buaya. Namun demikian, kita bersama tim gabungan tetap berusaha melakukan pencarian,” ujarnya.
Selain tim gabungan, lanjut Edi Purnomo lagi upaya pencarian ini pun turut dilakukan oleh para nelayan lainnya yang ada di sekitaran Bagansiapiapi.
Seperti diberitakan sebelumnya, bahwa seorang nelayan bernama Ruslan alias Ilan (53), seorang nelayan warga Batu 8, RT 02 RW 01 Kepenghuluan Labuhan Tangga Hilir, Kecamatan Bangko pada Sabtu (27/7) sekitar pukul 14.00 Wib.
Kendati sempat dilakukan pencarian oleh rekan nelayan dan juga teman-temannya, namun sampai saat ini jasad korban belum kunjung ditemukan.
Dimana kejadian itu bermula pada Sabtu (27/7) sekira pukul 11.00 Wib, Ruslan seperti biasa pergi menangkap udang dan memancing ikan di Sungai Rokan dengan menggunakan sampan.
Saat itu, Ruslan pergi bersama Pendi (55) yang terhitung masih kerabatnya. Kebetulan, saat ini memang sedang musim udang.
Keduanya menjaring udang di kuala aliran sungai Rokan yang lokasinya dekat dengan Pulau Pedamaran, yang lokasinya tepat di seberang Kantor Bupati Rohil yang berada di Batu 6 Kepenghuluan Bagan Punak Meranti, Kecamatan Bangko, Bagansiapiapi.
Awalnya, aktivitas keduanya berjalan lancar. Namun secara tiba-tiba, seekor buaya muncul dan langsung menyambar Ruslan. Peristiwa terjadi sekitar pukul 14.00 Wib. Sang predator kemudian menyeret tubuh Ruslan ke tengah Sungai Rokan. Selanjutnya, keduanya pun menghilang.
Pendi yang menyaksikan langsung kejadian itu, tidak bisa berbuat apa-apa, karena peristiwa itu berlangsung begitu cepat.
Selanjutnya kejadian itu pun disampaikannya kepada Kantan, pemborong yang sehari-harinya membeli dan menampung hasil tangkapan nelayan dari Sungai Rokan. (min)















