Datok Darwis Muhammad Saleh: Hutan Bandar Bakau Dumai Terancam Hilang

DUMAIPOSNEWS.COM, DUMAI — Kawasan bandar bakau atau kawasan mangrove di Jalan Nelayan Laut Ujung, Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, Provinsi Riau mulai terancam hilang, sejumlah tumbuhan mangrove yang berada di areal pesisir tampak rusak faktor kerusakan alami abrasi.
Ketua Pencinta Alam Bahari (PAB) Datok Darwis Muhammad Saleh mengatakan, sejumlah pohon mangrove terjadi kerusak akibat abrasi laut. Ada seluas 15 hektare kawasan Hutan bakau itu kini memerlukan rehabilitasi sedang membutuhkan puluhan ribu bibit agar tetapi terjaga kelestariannya.
Untuk mengatasi hal itu PAB membutuhkan 60 ribu batang pembibitan dilakukan penanaman sulam ulang. “Jika 10 tahun tidak dilakukan rehabilitasi penyulaman ulang bibit, maka terjadi kerusakan secara alami akan terus berlangsung, akibatnya mangrove terputus dan berselat ” ujarnya. Saat ditemui Dumaipos Selasa (30/10).
Darwis mengatakan, penanaman sulam dengan jenis pohon bakau tertentu merupakan solusi untuk mencegah terjadi kerusakan pada sejumlah mangrove yang terkena dampak abrasi. “Jika dilakukan penanaman sulam tingkat keberhasilan mengantisipasi abrasi diperkirakan 90%.” ungkapnya.
Pantauan langsung dapat dilihat kondisi disejumlah mangrove di bibir pantai memang terdapat kerusakan secara alami oleh abrasi.” Kita harapkan 60 ribu batang dapat tertanam di Bandar Bakau.”kata Darwis.
Darwis menyampaikan hutan bakau yang dikelola PAB itu kini berstatus Hutan produksi terbatas (HPT), hal itu merupakan harapan serta perjuangan Darwis bersama para sahabat sejak puluhan tahun yang lalu untuk mempertahankan populasi mangrove di pesisir negri lancang kuning.
Hutan bakau kini menjadi salah satu objek wisata alam yang bisa dikunjungi di Kota Dumai. Hutan bakau menjadi salah satu tempat konservasi habitat flora yang ada di Kota Dumai. Tempat itu  memiliki udara yang masih segar dan sejuk.
Jenis bakau sebagai kekayaan alam hayati daerah setempat. Di dalam kawasan Hutang Mangrove Dumai, terdapat sedikitnya 24 jenis spesias bakau yang dilindungi. Salah satu bakau istimewa yang ada di daerah ini adalah bakau belukap (Rhizophora mucronata) yang mulai mengalami kepunahan di daerah tersebut. (aga)