Karya Animasi Budak ‘Lmpoct’ Kuala Alam: Diminati Amerika, Jerman Hingga Israil

TAK banyak yang tahu, karya animasi tiga beradik dari Desa Sungai Alam mampu menembus pasaran sejumlah negara eropa. Tidak hanya negara adidaya seperti Amerika, Jerman dan Belanda, tapi juga negara yang menjadi sorotan dunia karena sikap ‘kejamnya’ terhadap rakyat Palestina, Israil.

Laporan Taufik Bengkalis

Kongkowkuy

            Mata Uteh terlihat serius memandang layar laptop di depannya. Ada kiriman email dalam bentuk sinopsis berbahasa Inggris dari United Kindom (UK). Pria bernama lengkap Ulul Azmi (24) ini, ingin memahami lebih jelas karakter yang diinginkan si pengirim surel.

            Sesekali si sulung, Eko Ade Atma (26) ikut nimbrung memberikan pendapat. Soal karakter Eko memang sedikit lebih menguasai. Tapi tak hanya soal karakter yang harus dikuasi Uteh, deadline yang diberikan, tingkat kesulitan dan biaya yang ditawarkan juga menjadi bahan pertimbangan.

Sementara si bungsi, Ali Imran (18) hanya manggut-manggut, tak banyak pendapat yang disampaikan, karena mahasiswa Politeknik Bengkalis jurusan Teknik Informatika ini lebih menguasai Video Editing, finishing menjelang proyek animasi selesai dikerjakan.

            Rata-rata si pengirim surel menginginkan proyek animasi selesai dalam satu hari, namun tiga beradik pasangan Doraya dan Mariana asal Desa Kuala Alam Kecamatan Bengkalis ini, tak langsung menyepakatinya,” Kalau menurut kami bisa kami selesaikan satu hari kami terima, tapi biasanya kami tawarkan tiga hari atau paling lambat tujuh hari, tergantung tingkat kesulitan,” ujar Uteh, Minggu (4/3).

            Proyek apa sebetulnya yang dikerjakan ‘tigo beadek’ ini?. Di bawah bendera Laskar Melayu Production (Lmpoct), ketiga beradik ini menggarap proyek gambar begerak berbentuk dari sekumpulan objek (animasi),  berbagai produk yang diinginkan oleh klien.

Siapa yang menginginkan animasi garapan Uteh dan dua suadranya tersebut?, bukan sembarangan, mereka rata-rata berasal dari luar negeri, seperti Amerika Jerman, Nigeria, Belanda, India bahkan Israil,” Animasi yang kami garap untuk iklan  produk yang mereka jual, seperti pakaian, aplikasi anti virus, server, spare part mobil dan banyak lagi,” papar Uteh yang mengaku sudah 20-an animasi yang berhasil digarap.

Saat ini kata Uteh, dirinya sedang menggarap empat karakter animasi pesanan dari United Kingdom dan  beberapa daerah lain di luar negeri. Satu diantarnya sudah klier dan sudah dibayar, sedangkan tiga lainnya dalam tahap penyempurnaan,” Ada beberapa perbaikan yang diinginkan oleh pemesan,” katanya.

Berapa bayaran yang diterima Lmpoct untuk satu karakter animasi? Tanpa sungkan Uteh memperlihatkan chating melalui surel antara dirinya dengan salah seorang pemesan dan Amerika. Untuk satu karakter animasi dengan durasi 1 menit dirinya menerima bayaran sekitar Rp1,8 juta – Rp 2 juta. Untuk satu animasi ada yang bisa diselesaikan satu hari, ada tiga hari dan paling lama 7 hari. Kalau saja dalam satu bulan Lmpoct bisa menyelesaikan 4 sampai 5 animasi, berapa uang yang dikantongi tiga beradik hebat ini…kereeennn..

“Alhamdulillah bang, bisalah untuk bantu-bantu beli obat bapak. Tapi semuanya tergantung tingkat kesulitan dan mod kami, kalau pas ide-ide tebuka, satu hari bisa siap. Yang paling penting, kami bisa kerjakan proyek ini di rumah dan kami kerjakan semampu kami, bisa pagi, siang atau malam, tak terikat waktu,” timpal Eko pula.

            Kehebatan tiga beradik ini membuat animasi, karikatur dan lainnya memang tidak muncul begitu saja, sejak duduk di bangku SMK si sulung Eko memang hobi mengutak-atik laptop miliknya, hingga kemudian dia menamatkan S1 jurusan Teknik Informatika di Polbeng dengan prediket Cumlaude. Eko juga pernah meraih juara 1 lomba design logo Hari Jadi Bengkalis tahun 2017 lalu.

            Bagaimana pula dengan Uteh (Ulul Azmi), mahasiswa Politeknik Negeri Batam ini juga tak kalah hebat, untuk pebuatan animasi, Uteh ‘rajanya’. Menyelesaikan D3 Multy Media Jaringan di Polbeng Bengkalis Uteh melanjutkan D4 ke Politeknik Batam. Sambil kuliyah, Uteh diterima magang di perusahan Kinema Invinite Studio Batam. Perusahaan raksasa yang bergerak di bidang perfileman, membuat proyek-proyek animasi dan produksi film.

            Di Batam-lah, Uteh banyak belajar tentang animasi dan ternyata karya-karya anak bangsa sangat dihargai dan diminati oleh pemesan dari berbagai belahan dunia. Dirinya menawarkan hasil karya melalui aplikasi Fiverr. Sebuah  website yang didirikan pada akhir tahun 2009 sebagai perantara bagi orang-orang yang ingin menghasilkan uang/dolar melalui internet dengan menjual jasa, service atau keahlian dan juga sebaliknya sebagai perantara bagi orang-orang yang membutuhkan jasa atau keahlian.

            Saat di Batam, ada beberapa animasi yang berhasil diselesaikan dan tersebab itu membuat dirinya nekat mengambil sebuah keputusan, keluar dari perusahaan tempat dirinya magang dan kembali ke Bengkalis berbagi ilmu dengan dua saudaranya.

             Lalu bagaimana pula dengan Im (Ali Imran). Si bungsu (18) juga tak kalah hebat dari dua abangnya. Bakatnya sudah terlihat saat duduk di bangku Mts, banyak tempahan karikatur dari teman dan kerabat yang digarapnya. Saat menjadi siswa SMK, dia menjadi yang terbaik lomba karya ilmiyah yang digelar oleh Balitbang Kabupaten Bengkalis. Saat itu Im menggarap animasi gerak zapin.

            Mahasiswa Politeknik jurusan Teknik Informatika ini tak hanya piawai membuat karikatur dan video editing, tapi juga hebat bermain sejumlah alat musik seperti gitar dan biola. Bahkan ada  yang ‘membookng’ dirinya bermain musik di salah satu cafe di kota Bengkalis.

            Sentuhan hebat tangan ‘tigo beadik’ ini juga sudah dirasakan seniman hebat Bengkalis, Oesman. Ketiganya didapuk untuk membuat sampul album milik pencipta dan pelantun lagu, Bengkalis tersebut. Dan Oesman mengaku sangat puas hasil garapan tigo beadik tersebut.

            Kini ketiganya tunak menekuni dunia animasi, karikatur, lukis dan hal-hal yang berbau ‘per-laptop-an’. Kalau dijalani sengan serius, kata Uteh dunia yang digelutinya itu sangat menjanjikan. Uteh mencontohkan animator profesional asal Gracee (Yunani) yang dibayar Rp 114 juta, untuk satu karya animasi 1 menit. Padahal, kata Uteh, animator tersebut baru mulai membuat animasi tahun 2013.

            “Kita juga bisa menjadi animator hebat jika sungguh-sungguh dan tunak menggeluti dunia ini. Mudah-mudahan kami mampu menghasilkan karya-karya yang bagus, dan tekad kami adalah, membahagiakan orang tua kami. Mohon doanya,” tutup ketiganya.****

 

Komentar