BPBD Gelar Sosialisasi Karhutla Pasca Bencana

DUMAI(DUMAIPOSNEWS)– Pemerintah Kota Dumai melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menggelar acara ‘Sosialisasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Pasca Bencana Tahun 2024 di Kota Dumai’ pada Senin (10/6) di Hotel Superstar.

Sosialisasi secara resmi dibuka oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Dumai, Irawan Sukma AP MSi. Dihadiri oleh Leni Tadika dari Basarnas, Sekretaris BPBD M Ali Imron SKom MIP, Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sri Triani Indari SKM, Kabid Kedaruratan dan Logistik Joko Susilo SSos MIP, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Irvan Aditama SH, Kasi dan Kasubag, staff BPBD Kota Dumai, hadirin undangan serta peserta yang hadir mengikuti sosialisasi.

Kongkowkuy

Kepala Pelaksana BPBD Kota Dumai, Irawan Sukma AP MSi menyampaikan kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai khususnya pada musim kemarau pentingnya bersinergi dan berkolaborasi dengan semua pihak sesuai dengan perannya masing-masing dalam pencegahan dan penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) pasca bencana di Kota Dumai.

Melalui sosialisasi, edukasi dan pemahaman akan bahayanya Karhutla melindungi petani tradisional dan mengakomodir kearifan lokal. Dimana dalam pembukaan lahan pertanian masih dilakukan dengan ladang berpindah dan dengan cara membakar, namun pembukaan lahan tanpa bakar lebih dianjurkan.

”Seperti yang kita ketahui bahwa kebakaran hutan dan lahan antara tidak sengaja karena membuang puntung atau membakar sampah disengaja karena ingin membuka lahan. Karhutla berdampak luas terhadap ekonomi dan masyarakat setempat. Pemulihan pasca bencana tidak boleh berhenti pada tahap pemadaman saja akan tetapi harus tuntas hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksinya, terutama dari sisi kehidupan masyarakat sekitar kawasan berdampak,” ujarnya.

Irawan Sukma juga meminta agar masalah bencana tidak dianggap sepele tapi diperlukan keterpaduan dan kolaborasi semua lini. Saat ini DPRD dalam tahapan pembahasan Perda penanggulangan bencana, nantinya penganggaran tidak saja di BPBD tapi kebersamaan dengan anggaran dari setiap OPD sehingga semuanya berperan selaras dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan pascanya.

Terpenting lagi adalah bagaimana pengurangan resiko bencana sehingga harus bekerjasama dengan Basarnas.

”Yang jarang diperhatikan itu selalu nya pasca bencana seperti berapa kerugian dan apa yang terdampak terhadap masyarakat. Kedepannya bagaiman menghitung kerugian masyarakat dengan adanya keterlibatan OPD lain. Sesuai visi dan misi Walikota Dumai masalah kebencanaan ini jadi jangan dianggap sepele lagi tapi bagaimana kita berusaha mencegah terjadinya bencana tersebut,” ungkapnya.

Irawan Sukma menambahkan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana merupakan usaha normalisasi kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana guna memulihkan kegiatan perekonomian, sosial dan budaya masyarakat. Rehabilitasi merupakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana. Sedangkan rekonstruksi merupakan pembangunan wilayah pasca bencana baik pada tingkat pemerintaha maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, Karhutla pasca bencana harus dipulihkan kembali dengan menilai kerugian dan kerusakan lahan yang terbakar.

”Dengan begitu masyarakat yang punya lahan bisa kembali mengusahakan lahannya. Saya mengajak semua lintas terkait saling bersinergi agar terjalin kerjasama yang maksimal sehingga Karhutla bisa diminimalisir. Pesan saya tentunya marilah bersama-sama kita menjaga kelestarian kawasan sekitar kita,” pungkas Irawan Sukma.(des)