Berkat Pertamina, Suryanto pun Jadi Jutawan

BERAWAL ingin menambah penghasilan membawa pria ini menggeluti budidaya jamur tiram putih. Koloborasi kerjakeras dan sentuhan PT Pertamina (Pesero) RU II melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) asa nya pun tergapai. Tak hanya materi, kepuasan batin pun ia peroleh. Apa itu? Berikut kisahnya

Suatu hari dibulan Maret 2011, Suryanto (42) baru saja tiba di rumah sederhananya, Jalan Budi, RT 9 Kelurahan Tanjung Palas Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Ayah dua anak ini baru pulang bekerja. Sehari-hari dia pekerja Labour Suplay (LS) di Kilang Putri Tujuh, Pertamina RU II Dumai, tak jauh dari kediamannya yakni sekitar 300 meter dari tembok beton yang mengelilingi kilang. Ya, kediamannya dikenal dengan sebutan ring I.

Kongkowkuy

Tak lama berselang, pria bertubuh gempal ini kembali menstater motor menuju arah Tanjung Palas Ujung, tak jauh dari areal kilang kebanggaan nasional, Putri Tujuh. Dia bersama lima rekannya mencari kayu di Kawasan Parit Paman.

Usai kayu didapat, diangkut ke rumah. Selain kayu, Suryanto dan kelompoknya mencari nipah. O, rupa-rupanya mereka akan memĀ¬bangun kumbung -bangunan untuk pembudidayaan jamur tiram putih-.

Usai magrib, istrinya Nur dan sejumlah ibu-ibu mulai menganyam daun nipah untuk dijadikan dinding dan atap kumbung. Tingginya semangat mereka membuat pekerjaan itu terasa ringan. Sebelumnya, anggota Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Usaha Berkah yang diketuai Suryanto mengeluarkan Rp100 ribu per orang sebagai modal awal usaha mereka.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, kelompoknya mendapat bantuan dana hibah sebesar Rp5 juta dari Pertamina RU II Dumai. Selain membangun kubung, dana itu juga dialihkan untuk modal pembuatan baglog -media tempat tumbuh jamur-. Suryanto begitu semangat lantaran dia ingin mengaplikasikan ilmu pelatihan yang diperolehnyan melalui pembinaan PNPM Mandiri Perkotaan.

Berkat ketekunanannya, usaha itu pun maju pesat. Sekarang ini, kelompok itu memiliki tiga kumbung yang semuanya berada di areal tanah milik Suryanto.

Kegigihan Suryanto berbuah manis, melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina RU II Dumai, ia mendapatkan bantuan 5000 baglog. Dari hasil penjualan jamur tiram putih bisa menghasilkan pendapatan Rp10 juta per bulan. Keberuntungan selalu menaunginya. Paling tidak, dari baglog itu bisa dikatakan tidak ada yang gagal. Tak hanya mereka memiliki konsumen atau pembeli tetap.

“Untuk perharinya kita bisa memanen sekitar 15 kilo, 1 kilo kita jual sekitar Rp50 ribu. Ya, alhamdulilah dalam satu bulan perjualan mencapai 400 kilogram dengan total uangnya mencapai Rp20 juta,” katanya saat ditemui penulis awal pekan kemarin.

Masih tutur Suryanto, dengan memiliki 2 kumbung yang berisikan sekitar 6 ribuan bibit Suryanto bisa panen 15 kg/ hari. Namun kalau cuaca panas rata-rata 10 kg/ hari. “Jamur krispi dijual Rp15.000/ bungkus,” katanya.


Para pembeli tidak hanya dari Dumai, bahkan ada yang berasal dari luar kota. Lazimnya jaman now, Suryanto pun memanfaatkan Media Sosial (Medsos) untuk mempromosikan produknya.

Tidak hanya menjual jamur tiram putih, Suryanto dan kelompoknya juga memproduksi baglog. Media tumbuh jamur ini dihargai Rp5.000. “Pembelinya selain wilayah Kota Dumai juga dipasarkan hingga Batu Panjang-Pulau Rumat, Sei Pakning dan Duri,” terangnya.

Berkah jamur tiram putih tak hanya dinikmati kelompk itu. Namun tetangga sekitar pembudidayaan jamur juga kecipratan rezeki. Seperti, Asminar dan kawan-kawannya, dari kegiatan memasukan serbuk kayu, tepung jagung dan bahan lainnya ke baglog dia memperoleh upah Rp300 per baglog.”Lumayan hasilnya bisa untuk jajan anak dan beli beras,” kata Asminar.

Tak hanya materi, dari hasil usaha ini, kepuasan batin pun diraihnya. Suryanto pun menjadi dosen terbang, dia kerap dipanggil dalam sejumlah acara pelatihan pembudidayaan jamur tiram putih untuk memberi materi seputar keberhasilannya mengembangbiakan tanaman itu.

Selain Dumai dia juga pernah ke Jambi dan Aceh memberikan materi seputar pembudidayaan jamur tiram putih.”Melalui Dinas Pertanian Kota Dumai beberapa waktu lalu saya diminta berbagi pengalaman ke Jambi, termasuk berapa wilayah lainnya di Dumai,” tukas Suryanto tersenyum penuh makna.

Menyoali bantuan CSR Pertamina, Suryanto mengakui sangat berarti untuk kelompoknya. Ke depan, Suryanto berharap kedepannya Pertamina memberi bantuan SDM dulu sebelum mengucurkan dana. “Ini penting untuk kelompok baru,” sarannya.

Menyusul keberhasilan Suryanto dan kelompoknya itu, bagian CSR PT Pertamina (Pesero) RU II Dumai, Kevin Kurnia mengatakan bahwa bantuan itu merupakan bentuk kepedulian PT Pertamina terhadap masyarakat terlebih yang berdomisili disekitar kawasan Kilang Pertamina. “Ini sesuai dengan tujuan CSR Pertamina,” katanya.

Oleh sebab itu, kata Kevin, kurun waktu tiga tahun belakangan ini (2015 hingga 2017) realisasi dana CSR di Pertamina RU II Dumai mencapai Rp 5,3 miliar. Dana CSR ini disalurkan untuk sejumlah bidang. Mulai dari pemberdayaan ekonomi, kesehatan, pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan infrastruktur hingga bantuan sosial.

Pertamina Dumai juga menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hal ini sesuai Peraturan Menteri BUMN No.8 tahun 2013 tentang perubahan keempat atas Peraturan Menteri BUMN No.5 tahun 2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan program bina lingkungan.

Dijelaskan Kevin, program kemitraan disalurkan guna mendukung peningkatan pemodalan usaha. Nantinya bantuan yang disalurkan berupa pinjaman bergulir. Program ini dikhususkan bagi mereka yang sudah memiliki sebuah unit usaha, sehingga bantuan akses permodalan ini disalurkan secara selektif.

Lebih lanjut, kata Kevin, Pertamina juga memliki program CSR lainnya. Salah satunya tentang Progam CSR Kesehatan, khususnya terhadap masyarakat ring I yakni Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai.

Penyaluran dana CSR sendiri, katanya diprioritaskan di empat kelurahan terdekat operasional kilang dan perumahan, yaitu Kelurahan Tanjung Palas, Jayamukti di Kecamatan Dumai Timur, serta Kelurahan Bukit Datuk dan Bukit Timah di Kecamatan Dumai Selatan.

Diharapkan melalui program CSR ini masyarakat bisa merasakan manfaat baik kehadiran perusahaan, mampu meningkatkan silaturahmi dan mandiri dalam meningkatkan taraf ekonomi.

“Kami berharap program pembinaan kelompok tani yang dijalankan Pertamina dapat membantu pemerintah dalam hal ketahanan pangan, dan juga mendorong para petani agar semakin maju dalam hal hasil panen dan berujung pada peningkatan perekonomiannya,” ungkapnya.

Bagi penulis, keberhasilan Suryanto menjadi bukti terbantahkan bahwa kilang Putri Tujuh milik Pertamina RU II Dumai ramah lingkungan.

Paling tidak, tumbuhan jamur yang dikenal sensitif terhadap iklim termasuk polutan tetap menghasilkan panen yang melimpah tidak jauh dengan wilayah berhawa dingin atau sejuk yang konon menjadi tempat ideal tumbuh kembang produk pertanin itu.

Penulis : IWAN ISWANDI