BOGOR (DUMAIPOSNEWS.COM) – Agus Harimurti Yudoyono (AHY) tampil meyakinkan saat menyampaikan pidato politik dalam Rapimnas Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Minggu (11/3).
Berpidato tanpa teks, Komandan Komando Satgas Bersama (Kogasma) itu menyampaikan sejumlah target dan langkah untuk memajukan Indonesia.
Pidato yang selalu disambut gemuruh tepuk tangan kader Partai Demokrat itu mayoritas berisi pujian untuk pemerintah.
Namun, sosok kelahiran 1978 itu juga menyelipkan sejumlah kritikan untuk pemerintahan Presiden Jokowi. Salah satunya terkait pajak.
”Dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang melambat, dan sektor riil yang belum sepenuhnya pulih, yang diperlukan pengurangan dan pelonggaran pajak,” kata AHY saat menyampaikan satu dari sembilan strategi untuk memajukan Indonesia.
Dalam poin itu, secara eksplisit AHY menyatakan ketidaksetujuannya dengan kebijakan pemerintah saat ini yang getol melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan.
Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai bahwa pidato yang disampaikan AHY memiliki sejumlah makna.
Pertama, ada kesan yang kuat bahwa pidato AHY merupakan upaya pembuktian dari kapasitas AHY, yang notabene adalah anak pertama dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.
”Sebagai anaknya Presiden memang harus begitu. Mungkin inilah faktor kejutan yang sudah disampaikan sebelumnya,” kata Hendri.
Kesan pembuktian itu besar, kata Hendri, karena AHY merangkum semua aspek dalam satu pidato. AHY bahkan memuji, mengkritisi, dan memberi masukan atas kinerja pemerintah saat ini.
Apalagi, AHY juga menyinggung perlunya reformasi pajak dan memberi pandangan berbeda terkait penerimaan pajak.
”Nampaknya ini ingin membuktikan bahwa pemerintahan sebelumnya lebih baik,” ujarnya.
Dalam hal ini, apa yang disampaikan AHY merupakan lompatan besar dari sosok AHY saat maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
AHY sudah membuat standar tinggi bagaimana seharusnya anak Presiden dalam kehidupan politik. Namun, tentu ada tantangan tersendiri bagi AHY atas semua pidatonya di Rapimnas kemarin.
”Saya tidak menuduh ada yang bikinin pidato ya, tapi ke depan AHY harus membuktikan bahwa dia mengerti semua yang dia sampaikan,” tandasnya.
Pidato AHY tadi malam memang meyakinkan. Sembilan strategi untuk mewujudkan Indonesia yang maju dia sampaikan dengan luas.
Dia juga mencoba untuk diterima semua pihak dengan memberikan pujian pada semua rezim, mulai Soekarno sampai Jokowi.
Paling banyak tentu pujian kepada rezim Jokowi. Suami Annisa Pohan itu menyatakan Jokowi telah meraih sejumlah prestasi dan capaian. Keberhasilan dan capaian itu harus dijaga dan ditingkatkan.
Partai Demokrat mendorong pemerintah untuk melakukan perbaikan dan bekerja lebih gigih. ”Sehingga dalam dua tahun ke depan bisa lebih banyak lagi hasil yang dicapai,” ucap AHY.
Dia menegaskan, lima tahun mendatang, partainya ikut bertanggungjawab mewujudkan situasi dan kondisi yang jauh lebih baik. Menjadikan Indonesia yang lebih aman, rukun, dan damai.
Indonesia yang adil bagi semua, demokratis yang berkeadaban, dan Indonesia yang lebih sejahtera dengan taraf hidup rakyat yang semakin baik.
AHY berpandangan ada lima sasaran besar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkan Indonesia lebih baik.
Yaitu, lapangan pekerjaan tersedia lebih banyak, pendapatan dan daya beli masyarakat lebih tinggi, kemiskinan semakin berkurang, hubungan antara negara dan rakyat, serta kerukunan sosial lebih baik, dan yang terakhir keadilan, kebebasan dan keamanan lebih baik. Untuk mencapai lima sasaran itu, tutur dia, ada sembilan strategi yang harus dijalankan.
Pertama, pengurangan dan pelonggaran pajak. Menurut dia, dalam keadaan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan sektor riil yang belum sepenuhnya pulih, dia berdapat diperlukan pengurangan dan pelonggaran pajak.
Kedua, melanjutkan pembangunan infratruktur. AHY menyatakan, pembangunan infratruktur yang dilakukan pemerintah harus dilanjutkan.
Pembangunan bukan hanya pada sektor pekerjaan umum dan perhubungan, tapi juga mencakup semua sektor. Bukan hanya skala besar, tapi juga skala menengah dan kecil.
Ketiga, mengembangkan UMKM dan kewirausahaan, keempat, menaikkan gaji pegawai, upah buruh, dan pendapatan masyarakat umum.
”Sembilan strategi dan langkah besar direkomendasikan Partai Demokrat untuk dijalankan pemimpin pada era mendatang,” urainya.
Terkait dengan langkah politiknya kedepan, AHY mengatakan bahwa dirinya bertransformasi dari seragam hijau (TNI) menjadi biru. Namun, hal itu tidak mengubah prinsipnya untuk mengabdikan diri bagi bangsa.
”Saya siap meraih kesempatan saya untuk memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa,” tutur dia.
AHY tidak menjelaskan secara gamblang, apakah dia siap maju menjadi calon presiden atau calon wakil presiden pada pemilu tahun depan.
Dia menyatakan, partainya tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi pemilu. Demokrat harus berkoalisi agar perjuangan memberikan manfaat besar.
Koalisi harus dilandasi itikad yang baik. Bukan untuk meraih atau menumpuk kekuasaan, tapi untuk mendedikasikan diri kepada bangsa.
AHY menegaskan, Partai Demokrat siap bekerja keras untuk berjuang. ”Kami Partai Demokrat siap memenangkan Pemilu 2019,” terangnya. (lum/bay/ang)
Komentar