​Dumai Pos Berbagi di Kampung Teluk Lanus 

SIAK (DUMAIPOSNEWS.COM) – Sebagian Besar Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Siak jika sudah mendengar nama daerah Teluk Lanus maka muncullah kekhwatiran dan rasa takut serta meminta dan tak berhenti berdoa’ agar tidak dipindah tugaskan sebagai abdi negara di daerah paling luar di wilayah Kabupaten Siak tersebut.

Teluk Lanus berada di perbatasan Kabupaten Sak dengan Kabupaten Meranti dan Kabupaten Pelalawan di sebelah Timur, berjarak sekitar 200 kilometer lebih dari Ibukota Kabupaten Siak. Jalan satu-satunya untuk menuju daerah dimaksud adalah melalui jalur air menggunakan pompong dan sejenisnya, dengan memakan waktu perjalanan  dari 3-5 jam dari ibu kota Kecamatan yaitu Kota Sei Apit.

Kongkowkuy

Beberapa hari lalu Dumai Pos sempat berkunjung ke Kampung Tèluk Lanus dalam sebuah kegiatan. Bahkan dikesempatan tersebut Dumai Pos bisa pula berbagi dengan menyerahkan buku bacaan melalui Penghulu Teluk Lanus, Irwan Saroni.

Perjalanan perdana bagi Dumai Pos ini sangatlah berkesan dan terkesima terutama melihat semangat dan tekad masyarakatnya bersama pemimpinnya ingin menjadikan  Kampung Teluk Lanus   menjadi daerah perkampungan yang dilengkapi berbagai sarana termasuk sarana medis yang memadai disebuah desa.

Pantauan di lapangan didesa yang saat ini telah didiami 500 KK ini semuanya sudah teraliri jaringan lampu penerangan yang hanya mengeluarkan uang dari kocek mereka Rp10 ribu hingga Rp50 ribu untuk tagihan listrik penerangannya setiap bulannya.

Menurut keterangan Sudiro salah seorang staf di Kantor Penghulu setempat menyebutkan bahwa penwrangan yang dinikmati warga adalah merupakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang awalnya dulu dipasang solar sel di di rumah-rumah warga.

“Namun sejak penambahan dua piringan solar sel bantuan dari pemerintah pusat atas perjuangan Pemkab Siak maka saat ini semua KK sudah menikmati penerangan pada malam hari yang juga bisa digunakan untuk menghidupkan berbagai peralatan elektronik rumah tangga,” sebutnya seraya menyebut bahwa kepada masyarakat pengguna PLTS dikenai biaya berkisar Rp10 ribu -50 ribu setiap bulannya sementara untuk masjid dan mushallah digratiskan.

Dibidang pebangunan infrastruktur lainnya seperti ibidang semenisasi jalan, dalam tiga  tahun belakangan sudah dilaksanakan 12 kilometer dari 61 kilometer jalan desa yang menjadi akses masyarakat.

Kemudian di desa ini juga telah memiliki tingkat pendidikan dari tingkat PAUD, SD sampai SMAN. (Rinaldi)