DUMAI (DUMAIPOSNEWS) – Hujan lebat berkepanjangan sejak Kamis (10/3/2025) malam mengguyuri Kota Dumai, hingga Jumat (11/4/2025) pagi hujan terus berlangsung turun di sejumlah daerah yang ada di wilayah Kota Dumai.
Kondisi daratan yang dinilai rendah serta kurang berfungsinya drainase menyebabkan sejumlah jalan yang ada di dalam wilayah Kota Dumai terendam banjir. Pantauan Dumai Pos disejumlah jalananan dan pemukiman warga, air banjir tidak bertahan lama, ketinggian air langsung surut pada siang harinya.
Kondisi jalan yang terparah terendam banjir yakni terdapat di Jalan Sultan Syarif Kasim. Tingginya genangan air yang merendam ruas badan jalan tersebut telah membuat sebagian besar masyarakat yang melakukan aktivitas di pagi hari melintasi Jalan Sultan Syarif Kasim terpaksa harus cari jalan alternatif.
Seperti yang dialami Ilham (54) warga Kelurahan Purnama terpaksa harus mencari jalan alternatif setelah mengetahui Jalan Sultan Syarif Kasim terendam air hujan. Apalagi sepeda motor yang ditungganginya jenis metic yang tergolong rendah.
”Tak berani menerobos banjir, pak. Kuatir nanti motor mogok,” kata Ilham sembari memutar motor meticnya guna mencari jalan alternatif yang tidak terendam banjir.
Kendati sedang terendam banjir dengan kondisi yang lumayan tinggi, namun tidak berlaku bagi kendaraan roda empat. Termasuk sepeda motor jenis besar dan tinggi seperti trail dapat mudah menerobos jalanan yang sedang terendam banjir tersebut.
Selain Jalan Sultan Syarif Kasim, beberapa jalanan penting lainnya turut terendam banjir. Banjir air hujan ini merendami beberapa titik yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Pulau Payung, Jalan Bukit Datuk, Jalan MH Thamrin, Jalan Sultan Hasanuddin dan Jalan Budi Kemuliaan.
Sebagian ruas badan jalan yang sering terendam air setelah diguyur hujan deras ini disebabkan oleh kurang berfungsinya draenase. Dimana, sebagian draenase sudah banyak yang tersumbat bahkan mengalami pendangkalan. ”Mungkin draenasenya kurang berfungsi dengan baik,” kata Zulkifli (55) warga Kelurahan Ratu Sima.
Sehingga, tambah Zulkifli, begitu hujan deras turun terutama dalam debit yang besar tidak tertampung di draenase. Giliran airnya meluap dan banjir. ”Kalau draenase itu bersih, maka airnya mudah mengalir dan tidak meluap,” kata Zulkifli.
Seiring dengan itu, banjir siraman hujan yang turun mengguyur di pagi hari ini telah membuat sejumlah pedagang di Pasar Tradisional Bunda Sri Mersing khususnya di bagian belakang, telah kehilangan lapaknya. Pasalnya, lapak yang sering dipergunakan pedagang untuk menggelar barang dagangannya telah terendam banjir.
Kendati demikian, sebagian pedagang keluar dari pasar untuk menggelar barang dagangan di pinggiran jalan maupun trotoar yang ada di Jalan Sultan Hasanuddin. Hanya saja, pinggiran jalan yang bisa dipergunakan pedagang untuk berjualan, kondisinya juga terendam air.
”Biasanya, kita jualan di belakangan pasar. Lantaran ada banjir, kita coba bawa dagangan ke pinggir jalan. Rupa di pinggir jalan juga sedang terendam banjir,” kata Sanusi (58) salah seorang pedagang sayuran.
Mengingat kondisi pinggiran Jalan Sultan Hasanuddin yang ada di sekitar pasar tradisional Bunda Sri Mersing terendam air, maka sebagian pedagang memilih untuk menjual barang dagangan di pasar yang lainnya. ”Kawan-kawan berjualan di pasar lain. Kalau saya ya tetap di sini saja. Lagian barang dagangannya tinggal sedikit,” kata Sanusi. (rio)