DUMAI (DUMAIPOSNEWS)- Menjawab tantangan dalam menjaga lingkungan akibat limbah minyak jelantah atau minyak goreng bekas rumah tangga, Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Kilang Dumai telah mengembangkan inovasi aplikasi dan website SIMINAH (Sistem Informasi Monitoring Minyak Jelantah) sebagai solusi untuk memudahkan masyarakat dalam mengumpulkan minyak jelantah yang dilakukan lewat program sedekah jelantah.
Guna mengembangkan inovasinya yang diluncurkan pada Desember 2023 tersebut, PT KPI Kilang Dumai melakukan penguatan program sedekah jelantah lewat aplikasi SIMINAH dengan melakukan sosialisasi alat pendeteksi dan pengujian jelantah dengan melibatkan Kelompok Sehati yang menjadi kelompok binaan PT KPI Kilang Dumai bersama kelompok ibu-ibu PKK Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Jaya Mukti, Rabu (16/10).
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan, mengatakan kegiatan yang dilaksanakan di Kampung KB Kelurahan Tanjung Palas itu bertujuan untuk mengedukasi ibu-ibu rumah tangga mengenai wujud minyak jelantah sebenarnya dan mensosialisasikan kembali penggunaan aplikasi SIMINAH agar semakin dimengerti oleh masyarakat.
“Dalam pelaksanaannya sejak 1 tahun aplikasi ini bergulir, kami temukan masih ada beberapa masyarakat yang belum memahami bagaimana wujud minyak jelantah sebenarnya, maka dari itu kami mengedukasikannya lewat kegiatan pengujian dengan sebuah alat sensor dan dijelaskan kembali secara detail bagaimana penggunaan aplikasi SIMINAH, hingga penukaran reward dari sedekah jelantah yang telah dikumpulkan,” kata Agustiawan.
Agustiawan melanjutkan, lewat kegiatan ini kami memberikan pemahaman bahwasannya kondisi minyak jelantah yang disumbangkan tersebut benar-benar dalam kondisi coklat gelap atau pekat hingga keruh. Alat pengujian dan sensor jelantah yang diciptakan dengan berkolaborasi bersama Politeknik Caltex Riau ini mampu mendeteksi kondisi minyak jelantah yang disumbangkan oleh masyarakat. Mulai dari warna, tingkat kekeruhan hingga kekentalan minyak itu sendiri.
Untuk penggunaan alat pendeteksi dan sensor jelantah, minyak jelantah yang dibawa oleh masyarakat ke titik pengumpulan akan dimasukan ke dalam ember penampung dengan kapasitas hingga 5 kilogram minyak. Kemudian alat sensor akan mendeteksi kondisi minyak sudah sesuai dengan kriteria minyak jelantah yang telah terekam dalam server data dari alat tersebut. Jika telah sesuai dan disetujui, jumlah minyak yang terkumpul akan menjadi poin dalam aplikasi SIMINAH yang hasilnya akan didonasikan untuk kegiatan sosial masyarakat, salah satunya Yayasan Sahabat Cinta Umat.
Jan Alif Kreshna selaku Dosen Politeknik Caltex Riau yang terlibat dalam program tersebut menuturkan bahwa perbedaan aplikasi SIMINAH versi tahun 2023 dan 2024 memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
“Versi 1 tidak ada fitur untuk mendeteksi minyak jelantah, sekarang ada pendeteksi warna hingga sensor kekeruhan dari alat yang pendeteksi yang dikembang. Di dalamnya terdapat autoresistor untuk mendeteksi kecerahan atau warna dari minyak dan photoresistor untuk sensor kondisi warna minyak,” jelasnya.
Menurut Agustiawan, pengembangan aplikasi dan alat sensor minyak jelantah tersebut juga menjadi upaya PT KPI Kilang Dumai dalam memaksimalkan program SIMINAH agar pelaksanaannya semakin optimal dan semakin dimengerti oleh masyarakat yang akan mendonasikan minyak jelantah dari limbah rumah tangga yang diproduksi setiap harinya.
“Kita patut mengapresiasi kesadaran ibu-ibu yang semakin peduli terhadap lingkungan sehingga tidak lagi membuang minyak kotor atau jelantah ke saluran air atau tanah yang dapat mencemari lingkungan. Tentu langkah ini merupakan sebuah perubahan baik yang harus terus diapresiasi dan diupayakan untuk jadi lebih baik lagi kedepannya,” tutup Agustiawan.
Adapun program sedekah jelantah dengan memanfaatkan teknologi SIMINAH ini juga menjadi salah satu wujud upaya PT KPI Kilang Dumai dalam menjalankan praktik bisnis yang berbasis lingkungan serta implementasikan Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan kolaborasi harmonis bersama masyarakat sekitar perusahaan.(rio)