DUMAI (DUMAIPOSNEWS)- Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi pada daerah-daerah di Provinsi Riau, seperti Sungai Pakning telah memberikan dampak yang besar pada aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Terlebih daerah Sungai Pakning kerap menjadi lokasi titik rawan terjadinya karhutla. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh tata cara pengelolaan lahan yang tidak tepat, seperti membuka lahan dengan cara dibakar.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan berbagai stakeholders untuk mengatasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap persoalan tersebut. Salah satunya dilakukan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Sungai Pakning. Perusahaan energi nasional pengolahan minyak, gas dan petrokimia itu terus konsisten dan berkomitmen menunjukkan kepeduliannya terhadap permasalahan lingkungan dan masyarakat Sungai Pakning, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Selain berkontribusi dalam mengelola mitigasi karhutla, sejak tahun 2020 Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning telah berhasil menyulap lahan dampak karhutla seluas 2 hektar di Desa Batang Duku, Kecamatan Bukit Batu menjadi lahan pertanian yang bernilai ekonomi untuk masyarakat. Lahan pertanian tersebut mengembangkan komoditas pertanian sayuran dan tanaman obat keluarga melalui program pertanian hortikultura di lahan gambut, seperti kangkung, cabai, timun, pare, dan kacang panjang.
“Program ini merupakan salah satu dari sekian program yang menunjukkan komitmen dan keseriusan PT KPI Unit Sungai Pakning berkontribusi secara proaktif membantu masyarakat dan pemerintah daerah setempat, khususnya yang berada di sekitar ring 1 operasional perusahaan,” Kata Agustiawan selaku Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Unit Dumai.
Agustiawan menceritakan program-program yang diinisiasi tersebut merupakan bagian dari bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan serta berbasis pada aspek lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Sementara itu, sejak tahun 2022, PT KPI Unit Sungai Pakning mulai memfokuskan program tersebut pada pengembangan kawasan pertanian terpadu yang ramah lingkungan pada Kelompok Tani Maju Jaya bersama masyarakat Desa Batang Duku.
“Kiat ini diupayakan untuk mengubah perilaku petani yang dulunya masih banyak mengelola lahan gambut dengan bertani sawit ataupun lahan pertanian dengan ‘merun’ atau membakar lahan, dimana berpotensi menjadi pemicu terjadinya karhutla menjadi lebih ramah lingkungan serta menciptakan pelopor tani siaga karhutla gambut,” jelas Agustiawan.
Melalui program tersebut, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning mengedukasi kelompok tani dan masyarakat dalam mengelola lahan pertanian dengan inovasi yang ramah lingkungan, memanfaatkan limbah dari penyulingan serai wangi berupa abu bekas pembakaran sebagai upaya dengan meningkatkan kadar unsur hara di tanah.
Lewat program itu juga, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning memperkenalkan pupuk organik cair hasil fermentasi limbah destilasi serai wangi yang bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan tanaman hortikultura.
Selain itu, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning juga mengedukasi kelompok tani dan masyarakat Desa Batang Duku memperkenalkan irigasi teknis menggunakan springkel yang lebih hemat bahan bakar minyak jika dibandingkan dengan irigasi konvensional terkait manajemen irigasi pertanian.
Agustiawan mengatakan bahwa pertanian hortikultura untuk komoditas sayuran dikembangkan dengan sistem paludikultur dan pengaturan tanam dengan sistem poligowo. Kemudian hasil panen yakni kangkung itu kini telah memenuhi kebutuhan pasar lokal serta diolah menjadi beberapa produk bernilai ekonomis seperti stik kangkung oleh anggota perempuan Kelompok Tani Maju Jaya Bersama.
*Dampak Keberhasilan Program Pertanian Hortikultura Lahan Gambut Di Desa Batang Duku*
Lewat program inovasi pertanian tersebut, PT KPI Unit Sungai Pakning berhasil menciptakan penerima manfaat sebanyak 4.613 orang dan meningkatkan perekonomian kelompok binaan program sebesar 127 persen. Hal ini dibuktikan dengan dengan meningkatkannya pendapatan kumulatif omzet usaha pada tahun 2022 sebesar Rp 224.576.000,- menjadi Rp 226.150.000,- pada tahun 2023.
Menurut Agustiawan, program tersebut juga berdampak pada peningkatan rata-rata pendapatan seluruh penerima manfaat program perbulan sebesar Rp 3.184.722 per orang dan meningkatkan perubahan perilaku para petani sebesar 90 persen. Selain itu, menurut perhitungan kajian _Social Return On Investment_ (SROI), program tersebut telah mendapatkan penilaian sebesar 1,34, yang artinya program ini sudah berhasil terlaksana dan berjalan serta telah memberikan dampak cukup signifikan di kehidupan masyarakat, baik di segi lingkungan, sosial, maupun ekonomi.
Kesuksesan program tersebut berhasil membawa Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning meraih penghargaan bergengsi, seperti E2S Proving League dan yang terbaru di ajang Indonesia Social Responsibility (ISRA) 2024 dengan predikat PLATINUM.
Melalui program ini pula, Kilang Pertamina Unit Sungai Pakning juga telah berkontribusi terhadap poin-poin pada pilar Sustainable Development Goals (SDGs), diantaranya poin 1 tentang menghapus kemiskinan, poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, poin 15 tentang menjaga ekosistem darat, serta poin 17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.
“Semoga program ini semakin berkembang dan inovatif, sehingga dampak positif yang ditimbulkan semakin bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” tutup Agustiawan.(rio)