Aliran Sungai Ngarai Sianok Meluap, Warga Diminta Mengungsi

PADANG (DUMAIPOSNEWS)-Sungai yang berada di Ngarai Sianok yang terletak di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam meluap. Video meluapnya sungai tersebut banyak di unggah di media sosial, salah satunya bisa terlihat di akun @sudutbukittinggi.

“Kondisi terkini ngarai Sianok, Senin 3 Juni 2024 pukul 15:20 WIB” tulis didalam captionnya.

Kongkowkuy

Didalam video tersebut terlihat air yang cukup besar di aliran sungai mengalir cukup deras. Banyak terlihat barang-barang yang tersapu luapan sungai tersebut.

Terlihat juga di dalam video, beberapa bangunan warga berupa warung terlihat mau roboh terbawa arus derasnya aliran air.

Hingga berita ini ditayangkan, belum diketahui korban maupun kerugian akibat dari peristiwa tersebut.

Diketahui, Ngarai Sianok merupakan sebuah lembah curam (jurang) yang terletak di perbatasan Kota Bukittinggi, di Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan Ngarai Koto Gadang sampai ke nagari Sianok Anam Suku, dan berakhir di Kecamatan Palupuh. Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang sangat indah dan juga menjadi salah satu objek wisata andalan provinsi.

Komandan Kodim (Dandim) 0304/ Agam, Letkol Arm Bayu Ardhitya mengimbau warga yang berdomisili di sekitar Sungai Ngarai Sianok Kota Bukittinggi, Sumatera Barat agar sementara mengungsi karena air sungai itu tiba-tiba meluap.

“Luapan ini berasal dari aliran pertengahan sungai di Ngarai Sianok bagian Koto Gadang. Diperkirakan ada sumbatan kemudian jebol dan meluap tiba-tiba ke bawah,” katanya di Bukittinggi, Senin.

Dandim bersama Polresta Bukittinggi dan pemerintah daerah setempat menegaskan larangan tinggal sementara di wilayah aliran Sungai Sianok.

“Ini buffer zone atau wilayah penyangga. Diminta warga menjauhi kiri kanan 50 meter dari sungai. Tidak layak menjadi tempat tinggal, arus masih kencang,” tegasnya.

Menurutnya proses relokasi bagi warga yang bertempat tinggal dan menjadi korban harus dilakukan secepatnya.

“Normalisasi sungai memang penting, tapi relokasi harus diutamakan. Jangan sampai kejadian berulang,” katanya

Setidaknya, tujuh unit rumah mengalami rusak berat bersama puluhan orang terdampak akibat luapan air Sungai Ngarai Sianok itu.

Beberapa pondok berjualan warga di bibir sungai juga hanyut dibawa arus besar yang berlangsung hanya selama 15 menit.

Salah seorang warga terdampak Ilham (31) mengungkapkan posisi rumahnya menjadi yang terparah karena berada di dataran terendah di bibir Sungai Sianok.

“Air tadi bahkan sampai setinggi dada saya. Keluarga memang sudah mengungsi. Ini kejadian ketiga sejak akhir April 2024 lalu,” kata dia.(ant)