DUMAIPOSNEWS.COM - Sejak beredarnya kabar antara PDIP dengan Jokowi yang sudah tak sejalan lantaran, pengamat politik dari Universitas Andalas Najmuddin Rasul, hubungan PDIP dan Presiden Joko Widodo sedang memanas.
Konflik itu muncul sebagai akibat dari anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang menjadi cawapres dari Prabowo Subianto.
“Memanasnya hubungan Jokowi dengan PDIP sudah terungkap di publik,” kata Najmuddin, Senin (30/10).
Najmuddin meyakini jika perseteruan antara PDIP dan Jokowi membuka banyak keuntungan bagi Koalisi Perubahan yang mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebagai capres-cawapres.
Menururnya, itu dimungkinkan karena kubu perubahan hanya fokus kepada agenda pemenangan tanpa adanya konflik antarpartai.
“Ini sebuah keuntungan bagi kubu Anies Muhaimin. Energi mereka fokus untuk agenda pemenangan serta kampanye,” ucap Najmuddin.
Najmuddin menambahkan bahwa elektabilitas Anies Muhaimin masih berada di bawah pasangan lainnya.
Tapi dalam kenyataannya acara yang digelar Koalisi Perubahan selalu terlihat ramai. Sehingga duet tersebut menurutnya tidak dapat dipandang sebelah mata.
Najmuddin juga mengamati jika dorongan massa tanpa dimobilisasi untuk mendukung Anies-Muhaimin.
“Kita tahu bahwa survei bukan lah gambaran pasti hasil rekapitulasi suara Pilpres oleh KPU nanti. Ini harus jadi perhatian kubu Ganjar dan kubu Prabowo,” tambah Najmuddin.
Sementara itu, memanasnya hubungan PDIP dengan Jokowi bermula saat Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023.
Dalam gugatan tersebut, pemohon memohon untuk syarat pencalonan capres-cawapres secara mendadak diubah.
Sebagaimana Mahkamah Konstitusi menyanggupi permohonan pencalonan capres-cawapres menjadi berusia paling rendah 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah.
Baik di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota. Yang mana akibat dari keputusan tersebut, menuai banyak kontroversi, Karena akhirnya mampu menjadi payung hukum bagi Kaesang untuk maju sebagai pendamping Prabowo dalam Pilpres 2024.
Termasuk para kader PDIP yang mulai kritis terhadap Jokowi. Sebab sang Presiden dinilai adanya konflik kepentingan.
Sumber: Jawapos.com

