Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi salah satu bencana musiman yang kerap terjadi di Indonesia terkhusus di Riau. Kebakaran hutan dan lahan ini terjadi di lahan gambut salah satunya Kota Dumai. Ketika kemarau panjang datang tak ayal kebakaran lahan terjadi, kobaran api membakar hutan dan lahan semak belukar di wilayah Dumai perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis tepatnya di Desa Selingsing, Kecamatan Medang Kampai.
Laporan: BAMBANG HENDRIYANTO, Dumai
Cuaca siang itu sangat panas, matahari yang posisinya persis diatas kepala begitu menyengat hingga ke kulit. Konvoi kendaraan truk roda enam bertuliskan Polisi dari arah Kota Dumai melintas masuk ke jalan tanah. Sepanjang jalan, debu-debu berterbangan, pepohonan terlihat sudah banyak yang mati dan bertumbanganlantaran hangus terbakar.
Didalam truk berwarna gelap tersebut terdapat pasukan polisi dari Polres Dumai. Satu persatu anggota yang ada didalam turun dari bak truk, saat kaki yang beralasakan sepatu bot (bukan sepada PDL yang biasa di pakai) melangkah langsung bergabung kearah pasukan berpakaian dinas loreng dari TNI serta tim gabungan lainya seperti BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api (MPA), Regu Pemadam perusahaan bersenjataan lengkap berbaris.
Kali ini bukan senjata lengkap seperti laras panjang, tongkat atau tameng seperti menghalau aksi demontrasi rusuh atau sedang berhadapan dengan pelaku kriminal, akan tetapi perlengkap senjata yang dibawa pasukan tersebut adalah seperangkat alat untuk memadamkan api.
Segala persiapan dilakukan pasukan ini, mulai dari gulungan selang, jet nozel semprotan, mesin robin dan sebagainya. Alat-alat ini, dipersiapkan untuk dibawa masuk ke dalam hutan lokasi terjadinya kebarakan hutan dan lahan. Untuk bisa membawa alat-alat ini, mereka pasukan pemadam Karhutla yang terdiri dari pasukan TNI-Polri harus bergotong royong dengan cara memikul dengan jarak tempuh yang lumayan jauh, atau melalui jalur parit yang sudah dibuat.
Kalau lintasan yang dilalui mulus mungkin sudah pasti menjadi perkara mudah, tetapi ini mereka harus melintasi medan jalan yang berat seperti menerobos semak belukar atau jalanan yang terlebih dahulu di buat oleh alat berat yang sudah dikerahkan sebelumnya untuk membuat kanal atau embung air.
Pantauan Dumai Pos yang saat itu ikut turun kelokasi Karhuta yang berlangsung pada akhir April 2023 lalu menjadi pemadangan penuh haru, kerjasama yang baik antara sesama petugas yang turun ke lokasi kebakaran hutan dan lahan terlihat sangat kompak dan berbaur menjadi satu, terlebih lagi antara pimpinan dan anggota TNI dan Polri yang ditugaskan memadamkan api akibat Karhutla.
Sejumlah aparat TNI dan Polri serta tim gabungan lainya berjibaku untuk menuntaskan misi mereka, memadamkan kobaran api di lahan yang ditumbuhi semaka belukar tanpa mengenal lelah hingga titik penghabisan agar api dan bara yang tersisa padam. Mereka sepakat tak akan pulang sebelum kepulan asap dan api menghilang.
“Ayo semangat, kita tak akan pulang kalau apinya belum hilang,”teriakan seorang anggota TNI yang disambutkan teriakan anggota lainya baik dari TNI maupun Polri.”Semangat-semangat semprot terus”, katanya sembari mengarahkan semprotan air kearah koboran api. Suara mesin robin yang bersahutan disejumlah titik menambah semangat karena air dari embung yang dibuat begitu deras keluar.
Sesekali bagi yang letih atau ingin beristirahat, mereka terlihat bergantian. Bahkan diantara mereka ada juga yang menawarkan untuk bergantian.”Ijin bang, abang istirahat dulu gantian sama saya,”kata seorang anggota TNI kearah anggota Polri yang saat itu memegang selang mengarahkan nozle semportan air ke arah api.
Mereka kompak, mereka sama-sama ketempat itu sesuai perintah pimpinanan dengan tujuan harus bisa memadamkan kobaran api yang membakar lahan yang berada di Jalan Parit Purba RT. 009 Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai yang berjarak sekitar 20 KM dari pusat kota. Kendati hari itu masih suasana lebaran Idul Fitri, tidak menjadi alasan pasukan TNI-Polri untuk turun langsung ke lokasi lahan yang terbakar.
Ditempat lainya, terlihat sejumlah selang yang disambung-sambung, pasukan berjibaku menariknya hingga ke titik kobaran api. Kendati api berhasil dipadamkan, ini bukan berarti tugas selesai, karena mengingat gambut yang terbakar sangat dalam saat api bagian atas padam, maka penyemprotan tetap bertahan agar api benar-benar hilang hingga kebagian bawah.
Memang kebakaran yang terjadi di lahan gambut lebih sulit diatasi karena api dapat menyebar melalui biomassa di atas tanah dan di lapisan gambut di bawah permukaan. Proses membara di lahan gambut ini sulit diketahui penyebarannya secara visual.
Aksi kerja keras pasukan pemburu Karhutla yang dipimpin oleh Kapolres Dumai, AKBP Nurhadi Ismanto dan Komandan Kodim 0320/Dumnai Letkol (Arh) Hermansyah Tarigan ini berlangsung berhari-hari, bahkan kedua petinggi TNI-Polri di Dumai ini harus berkantor dibawah tenda di lokasi Karhutla. Selagi api dan asap masih ada disitu kerjasama terus berlangsung, karena memang lahan yang terbakar saat itu dengan luas mencapai 100 hektar.
Bahkan, kedua pimpinan TNI-Polri saat berada di lokasi ikut serta memegang selang untuk bersama-sama melakukan pemadaman api Karhutla. Dalam kondisi seperti ini, antara pimpinan dan anggota tidak ada lagi jarak, karena tujuan mereka satu yakni bisa secepatnya memadamkan kobaran api yang terus menjalar bersamaa tiupan angin.
Hari berganti hari, selagi kobaran api dan asap masih ada disitu pula pasukan datang silih berganti. Kali ini jumlah luas kebakaran lahan terbesar di wilayah Dumai, tidak sedikit tantangan yang dialami saat proses pemadaman dan pendingan dialami petugas dilapangan. Upaya pemadaman api di lahan gambut yang kering cukup membuat kewalahan.
Ditambah akses jalan menuju lokasi pemadaman sangat sulit dilalui dengan berjalan kaki dan ditumbuhi semak belukar.
“Tim gabungan telah berupaya membuat jalan perintis untuk memudahkan mobilisasi personil serta alat pemadaman dan membuat parit serta embung sebagai cadangan sumber air untuk kegiatan pendinginan dan memutus laju api,” terang Kapolres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto mengisahkan pengalamannya saat memadamkan Karhutla.
Walau tingkat kesulitan yang banyak ditemukan, tidak membuat tekad mereka surut bahkan terus berupaya maksimal dalam memadamkan api, dan upaya pendinginan masih terus dilanjutkan hingga area yang terbakar tidak mengeluarkan asap dan api dari dalam lahan gambut telah benar-benar padam.
Untuk memudahkan proses pemadaman api, turut dihadirkan 6 unit alat berat milik perusahaan dan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Dumai, alat berat ini didatangkan guna untuk membuat embung dan parit api sejauh lebih kurang 6 Km.
Komandan Kodim 0320/Dumai Letkol (Arh) Hermansyah Tarigan mengatakan, siap bekerjasama setiap kegiatan apapun dengan Polres Dumai, termasuk salah satunya melakukan pemadaman atas terjadinya Karhutla di wilayah Kota Dumai. “Ini salah satu wujud komitmen kita bersama (TNI-Plri,red) untuk melaksanakan pemadaman Karhutla yang terjadi di Dumai. Kita selalu bekerjasama dengan setip kegaiataan termasuk dalam pencegahan Karhutal,”ujar Dandim.
Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi wilayah perbatasan Dumai dan Bengkalis turut menjadi perhatian serius Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal yang langsung memantau. Iqbal mengklaim kebakaran terjadi di lahan gambut dan sudah mulai padam berkat kesigapan dan kerja keras anggota yang dilibatkan mulai dari TNI-Polri, BPBD, Manggala Agni, MPA dan perusahaan yang tergabung dalam satu tim.
Kapolda Riau sempat memantau kebakaran di dua kabupaten dengan helikopter dan turun langsung ke lokasi di hari lebaran ketiga, Senin (25/4/2023). Terlihat Irjen Iqbal didampingi sejumlah pejabat utama Polda Riau ke lokasi kebakaran lahan.
“Saya sudah lihat dari atas dan masuk ke dalam. Secara umum api sudah padam, tapi karena ini gambut 4 meter, baranya ada di dalam dan belum seutuhnya padam,” kata Iqbal. Melihat kondisi gambut yang tebal, Iqbal dan petugas gabungan Satgas Karhutla langsung melakukan pendinginan. Iqbal menyebut api bisa kembali berkobar jika ditiup angin kencang.
Lokasi kebakaran sendiri berada di daerah perbatasan antara Dumai dan Bengkalis. Dua lokasi itu memiliki gambut tebal dan sulit dipadamkan. “Jadi untuk lokasi ini perbatasan di Dumai dan Bengkalis, Dumai itu Medang Kampai dan Bengkalis itu di Tanjung Leban berbatasan. Lokasinya berdekatan antara dua titik yang terbakar. Hari keenam, memang sempat di lokasi apinya luar biasa,” kata Iqbal.
Selain proses pemadaman, petugas juga membuat kanal-kanal dan embung untuk sumber air. Iqbal optimis api bisa segera padam berkat kerjasama semua unsur di kedua daerah terutama TNI dan Polri. “Kita buat juga di lokasi embung, kanal dan sumber-sumber air lain.
Mudah-mudahan segera padam karena semua turun, baik itu BPBD, Manggala Agni, Polda, Polres, TNI, masyarakat dan pemda setempat sudah turun semua,” kata Iqbal.
Diketahui kebakaran lahan terjadi di Kota Dumai dan Bengkalis selama libur lebaran. Tak tanggung-tanggung, kebakaran di dua lokasi itu mencapai ratusan hektare dan menyebabkan asap pekat.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan cukup besar mencakup kerusakan ekologis, menurunnya keanekaragaman hayati, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, perubahan iklim mikro maupun global, dan asapnya mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara. Gangguan asap karena kebakaran hutan Indonesia akhir-akhir ini telah melintasi batas negara.
Ternyata bukan hanya Kapolda Riau saja yang turun, Danrem 031 Wira Bima Brigjen TNI Dani Rakca Andalasawan juga ikut langsung terjun kelokasi kebakaran, dan turut serta ikut membantu memadamkan api bersama tim pemadam kebakaran lainya. Kedatangan Danrem 031 Wira Bima disambut Walikota Dumai H Paisal dan pejabat lainnya.
Melihat kondisi kebakaran yang kian meluas, Danrem langsung memberi saran agar dibuatkan embung yang lebih banyak lagi dilokasi Karhutla tersebut, agar ketersediaan air dapat memenuhi kebutuhan untuk memadamkan api.“Buat embung di lokasi terbakar agar mudah mendapatkan air,” saran Danrem saat memberi arahan.
Sementara itu, Walikota Dumai H Paisal saat dikonfirmasi Dumai Pos menyebutkan, rasa bangganya melihat kekompakan petugas dilapangan saat proses pemadaman Karhutla yang terjadi Kota Dumai yang berbatasan langsung dengan Bengkalis.
“Kita sangat bangga melihat kekompakan semua pihak terutama TNI dan Polri saling bahu membahu dan tidak kenal lelah untuk terus berupaya memadamkan kobaran api saat Karhutla,”ujar Wako yang ditemui disela-sela kedatanganya melihat langsung proses pemadaman Karhutla.
Untuk kelancaran proses pemadaman ini, Pemko Dumai telah menyurati perusahaan untuk memberikan bantuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.”Ini semua perlu kerjasama semua pihak, tentunya kita juga sangat menghargai kekompakan TNI-Polri dalam hal ini, sehingga kita sama-sama bisa mencegah Karhutla tidak meluas,”ujar Wako.
Kepada masyarakat, jangan lagi membuka lahan dengan cara membakar karena ini sangat berdampak kepada lingkungan. Dan bagi warga yang masih nekat membakar lahan tentu akan berhadapan dengan hukum.
Beri Semangat Anggota
Memasuki hari ke-7 proses pemadaman Karhutla, Wakapolda Riau Brigjen Pol K. Rahmadi gilirannya memimpin langsung upaya pemadaman dan pendinginan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Jalan Parit Purba RT. 009 Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai tepatnya di titik koordinat N 1°36’45.7812? E 101°39’27.0072.
Kehadiran orang nomor dua dijajaran Polda Riau ke lokasi Karhutla itu salah satunya adalah untuk memberikan semangat kepada anggota dilapangan. Proses pemadaman Karhutla masih terus dilakukan, koordinasi bersama Polsek Bukit Batu Jajaran Polres Bengkalis untuk bersama-sama melakukan pemadaman.
Karena diketahui, titik api muncul dari arah Kabupaten Bengkalis dan menjalar dengan cepat kewilayah Kota Dumai karena angin yang bertiup kencang. Upaya pemadaman saat ini dilakukan 294 tim gabungan dari Dit Samapta Polda Riau, Polres Dumai, Polsek Medang Kampai, Brimob Polda Riau, Gabungan TNI,
Wakapolda Riau Brigjen Pol K. Rahmadi, saat dikonfirmasi memperkirakan luas lahan yang terbakar saat itu telah mencapai 60 hektar lebih. “Luas lahan gambut yang terbakar perkiraan mencapai 60 hektar, dan 40 hektar diantaranya telah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan. Sementara 15 hektar lainnya masih mengeluarkan asap dan masih akan dilanjutkan dengan pendinginan lahan. Untuk mencegah kebakaran meluas, kami terus berupaya melakukan sekat guna memutus penjalaranapi,” kata Wakapolda Riau didampingi Kapolres Dumai, Selasa (25/4/2023).
Wakapolda Riau mengakui, upaya pemadaman api di lahan gambut yang kering cukup membuat kewalahan. Ditambah akses jalan menuju lokasi pemadaman sangat sulit dilalui dengan berjalan kaki dan ditumbuhi semak belukar serta sumber air yang sulit didapat.
”Kami tetap berupaya maksimal dalam memadamkan api, dan pemadaman serta pendinginan masih dilanjutkan hingga hari ini agar kebakaran tidak meluas dan asapnya tidak mengganggu kualitas udara di Kota Dumai maupun wilayah sekitar Kota Dumai,” tegas Wakapolda Riau.
Melihat kerja keras dan kekempokan personil gabungan TNI-Polri dan instansi lain serta perusahaan yang tidak pernah putus asa dalam memadamkan Karhutla mendapat apresiasi dari tokoh masyarakat, mahasiswa hingga Ketua DPRD Dumai yang terlihat datang langsung ke lokasi Karhutla.
“Semoga personil TNI-Polri dan tim gabungan lainnya yang bekerja tanpa kenal lelah dan waktu tetap diberi kesehatan dan tetap semangat dalam menjalankan tugasnya dilapangan,”ujar Supriyanto, Ketua DPRD Dumai.

Waktu yang terus berjalan, memasuki hari ke-10, Jumat (28/4/2023) upaya pendinginan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Jalan Parit Purba, Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai masih terus berlanjut. Masih dikomanddoi dua puncuk pimpin TNI-Polri daerah tersebut yakni Kapolres Dumai AKBP Nurhadi Ismanto dan Dandim 0320/Dumai Letkol (Arh) Hermansyah Tarigan.
Upaya pendinginan saat ini dilakukan 253 tim gabungan terdiri TNI-Polri. Luas lahan gambut yang terbakar telah berhasil dipadamkan oleh tim gabungan. Namun dibeberapa titik area yang terbakar masih mengeluarkan asap. Dan hingga saat ini, tim gabungan masih berjibaku melakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada lagi asap yang keluar dan api dianggap benar-benar sudah padam.
“Jika membersihkan ataupun membuka lahan dengan cara membakar, akan dijerat Pasal 50 Ayat (2) Huruf B Jo Pasal 78 Ayat (4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Perubahan Atas Undang Undang Nomor 14 Tahun 1999 tentang Kehutanan atau Pasal 187 KUHPidana serta Pasal 69 Ayat 1 Huruf H UU PPLH Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan ancaman 10 tahun pidana penjara,” pungkas Kapolres Dumai.
Hutan yang terbakar berat akan sulit dipulihkan, karena struktur tanahnya mengalami kerusakan. Hilangnya tumbuh-tumbuhan menyebabkan lahan terbuka, sehingga mudah tererosi, dan tidak dapat lagi menahan banjir. Karena itu setelah hutan terbakar, sering muncul bencana banjir pada musim hujan di berbagai daerah yang hutannya terbakar.
Sumber daya obat-obatan dan bahan kimia yang bermanfaat yang dikandung oleh spesies liar mungkin hilang untuk selamanya. Kekayaan spesies yang terdapat pada hutan hujan tropis mungkin mengandung bahan kimia dan obat-obatan yang berguna. Banyak spesies lautan mempertahankan dirinya secara kimiawi dan ini merupakan sumber bahan obat-obatan yang penting.
Hasil dari penyelidikan oleh pihak kepolisian, ternyata Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau selalu terjadi saat musim kemarau yang disebabkan oleh manusia melakukan pembukaan lahan. Faktor cuaca yang sangat panas juga penyebab lainnya.
Menjaga Hubungan Harmonis
Polda Riau kerap menggelar kegiatan untuk semakin memperkuat serta mempertahankan sinergitas dan soliditas seluruh jajaran TNI-Polri. Hal itu dituangkan dalam berbagai acara seperti halal bihalal, olahraga, kerja bakti sosial, pengamanan termasuk pencegahan Karhutla.
Selama ini, sinergitas keduanya telah mengawal serta mengamankan seluruh agenda nasional maupun daerah dengan menjaga hubungan yang harmonis.
“Berbagai acara kami laksanakan bersama sebagai bentuk sinergitas antara Polri dengan TNI. Kita tahu hubungan antara Polda Riau dengan TNI, khususnya Korem Wira Bima, sangat solid dalam melaksanakan agenda nasional maupun daerah. Jadi ini bentuk penguatan kembali agar terus harmonis dalam mengamankan agenda-agenda selanjutnya,” kata Kapolda Riau Irjen Mohammad Iqbal kepada awak media, beberapa waktu lalu.

Menurut Iqbal, sejatinya hubungan TNI-Polri harus solid agar menjamin stabilitas negara seperti yang disampaikan Presiden Jokowi dalam Rapat Pimpinan (Rapim) beberapa waktu lalu. “Pesan yang sama juga disampaikan kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Polri dan TNI harus berjalan beriringan menjadi pilar keutuhan negara,” ujar mantan Kadiv Humas Polri itu.
Di Riau, lanjut Iqbal, hubungan itu terus terjaga. Sejumlah agenda nasional, seperti pengamanan Ramadan, arus mudik serta balik, Idulfitri, hingga isu kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berjalan baik. Kesuksesan itu merupakan bukti hubungan TNI-Polri di Riau sangat solid.
“Tanpa bantuan dan dukungan dari TNI, sulit rasanya kami bisa menyukseskan agenda besar itu. Sejarah juga membuktikan, kami di Polri, tanpa saudara-saudara kami di TNI, mustahil untuk menjaga kondusivitas dan stabilitas keamanan negara. Bisa dibilang kesuksesan Polri adalah kesuksesan TNI juga,” ucap Iqbal.
Ke depannya pun demikian, lanjut eks Kapolda NTB itu, ada agenda besar seperti tahun politik dan isu karhutla. Iqbal mengharapkan hubungan TNI-Polri di Riau terus solid dan harmonis.(***)















