PELALAWAN ( DUMAIPOS NEWS.COM ) – Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan menyebutkan, dampak musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan seribuan hektare lahan tanaman padi di wilayahnya mengalami kekeringan. Dengan kejadian ini, para petani terpaksa menunda melakukan penanaman.
Demikian disampaikan Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan Ir Syahfalefi MSi melalui Kabid Tanaman Pangan Wisnu Handana STP mengatakan, bahwa lahan persawahan untuk pertanian di Kabupaten Pelalawan seluas 6.741 Hektare dan semua lahan pertanian mengalami Kekeringan, sehingga tunda melakukan penanaman. Saat ini upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan mengatasi kekeringan yang diakibat kemarau yang berkepanjangan, mencanangkan program gerakan percepatan olah tanah (GPOT).
” Program yang kita canangman tersebut dapat digunakan dengan optimalisasi traktor dan pompa air yang ada di UPJA. Memanfaatkan sumber-sumber air yang ada melalui pompanisasi dengan luasan terbatas, setidaknya dapat membantu sampai musim hujan tiba. Dan mendorong Petani memanfaatkan program asuransi usaha tani padi dari Jasindo,”terangnya.
Wisnu juga mengatakan, bahwa asuransi yang dicanangkan untuk usaha di sektor pertanian khususnya usaha tani padi dihadapkan pada resiko ketidakpastian yang cukup tinggi antara lain kegagalan panen yang disebabkan perubahan iklim seperti banjir, kekeringan, serangan hama dan penyakit atau Organisme penggangu tumbuhan (OPT) yang menjadi sebab kerugian usaha petani. Para petani dapat perlindungan terhadap resiko ketidakpastian dengan menjamin petani mendapatkan modal kerja untuk berusaha tani dari klaim asuransi.
” Solusi jangka menengah dan panjang, kita terus bersinergi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pelalawan dalam menata kelola air khususnya sentra padi di Kecamatan Kuala Kampar. kerja sama ini dilakukan, karena persawahan di Pulau Mendol seluas 5.793 ha tersebut merupakan daerah irigasi dan daerah rawa (DI dan DR). Sedangkan kewenangan pusat melalui Kementrian PUPR Republik Indonesia akan membantu, bilmana luasan persawahan arena diatas 3.000 hektare,”ujarnya.
Wisnu juga mengatakan, bahwa mengalami penundaan tanam, pihaknya meminta atau menyarankan kepada para petani untuk melakukan penanaman menggunakan benih unggul yangg umurnya lebih pendek. Antisipasi serangan hama penyakit akibat perubahan cuaca, saat ini juga pihaknya melakukan sekolah lapangan pengendalian hama penyakit terpadu (SL-PHPT) bagi petani di Kecamatan Kuala Kampar.(Naz)
Editor : Bambang Rio