DUMAI(DUMAIPOSNEWS) – Aksi ratusan massa dari mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Masyarakat Melawan Asap (GEMMAS) dibuat kesal dengan sikap walikota Dumai yang enggan menemui pengunjuk rasa di bundaran meriam Jalan Putri Tujuh-Jalan Soekarno Hatta (Soeta).
Mereka sudah menggelar orasi sekitar 1,5 jam namun tak satupun pejabat yang menampung aspirasi mereka, pada akhirnya membubarkan diri.
Namun massa yang tergabung dalam GEMMAS bukannya membubarkan diri, melainkan melakukan aksi di Jalan Soeta depan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Dumai (STTD) dengan cara memblokir kendaraan yang lewat.
Mobil tanki elpiji Pertamina ditahan massa, akibatnya mobil angkutan CPO serta mobil pribadi tak bisa melintas. Akibatnya kemacetan panjang terjadi sekitar 3 kilometer lebih dan berlangsung sekitar 15 menit.
Kepolisian yang datang terlambat langsung melakukan blokade, sementara Kasat Sabhara memberikan penjelasan terkait aturan orasi yang dampaknya mengganggu ketertiban umum bisa di sanksi sesuai aturan berlaku.
Massa GEMMAS yang mendapatkan penjelasan bukannya mundur melainkan melawan bahkan melarang mobil melintas.
Polisi dan mahasiswa nyaris bentrok, bahkan polisi bersenjata gas air mata mencoba memukul mundur namun massa tak bergerak. Bahkan tetap bertahan melakukan pemblokiran.
Pada akhirnya antara polisi dan mahasiswa sepakat akan menghadirkan pejabat di lingkungan Pemko Dumai.
Aksi Selasa (17/09/2019) menggelar aksi turun ke jalan meminta Presiden Jokowi datang ke Dumai.
Para mahasiswa sebelumnya menggelar orasi di simpang Sukajadi dengan membawa berbagai macam atribut.
Usai dari sana, ratusan mahasiswa menggelar longmarch menuju bundaran simpang meriam Jalan Soekarno Hatta-Putri Tujuh menggunakan kendaraan roda dua. (wan)
Editor : Bambang Rio