DUMAI(DUMAIPOSNEWS)-AKIBAT bencana kabut asap yang tak kunjung mereda, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Dumai Provinsi Riau pagi hari ini pada pukul 07.00 WIB, Jumat (13/09) mencapai angka diatas 500 psi, perolehan angka ini didapat dari alat pemantau kualitas udara real-time milik Chevron.
Menurut kuputusan Badan Pengendalian dampak lingkungan (Bapedal), rentang angka antara 300 hingga 500 masuk warna hitam, ini menunjukkan kualitas udara yang sangat tidak sehat alias masuk kategori berbahaya. Pemerintah Provinsi Riau dan Kota Dumai sejauh ini belum menetapkan status darurat asap, padahal kondisi ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama anak-anak, orang tua dan ibu hamil, bahkan semua kalangan.
“Udara yang sehat merupakan hak bagi kami warga negara Indonesia, dan kami berharap pemerintah daerah dan pusat segera mengatasi ini, kebakaran yang luas terjadi dalam skala besar harus diusut, tidak hanya eksploitasi terhadap alam, namun ini juga menyebabkan dampak buruk bagi warga Riau,” tutur Darma warga Dumai.
Dampak dari kualitas berbahaya ini, sudah beberapa hari lalu anak-anak Sekolah di Kota Dumai diliburkan Total, dalam artian tidak ada siswa dan siswi yang mengikuti proses belajar mengajar di Sekolah.
Sekretaris Dinas pendidikan dan kebudayaan, Dedy mengungkapkan, aktivitas belajar mengajar di Kota Dumai diliburkan baik dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Puskesmas Maksimalkan Pelayanan
Sementara itu akibat kabut asap, banyak anggota masyarakat mulai dari orang dewasa hingga anak-anak yang menggeluh sesak nafas bahkan mata perih, tidak itu saja anak-anakpun mengalami gatal-gatal.
Kepala Dinas Kesehatan Dumai H Paisal SKM MARS mengatakan jumlah kunjungan di Puskesmas setiap harinya kian meningkat mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Peningkatan terjadi karena kualitas udara kian memburuk atau sudah tidak sehat lagi untuk dihirup.
“Maka itu saya intruksikan agar seluruh Puskesmas memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat, mengingat jumlah kunjungan bertambah karena dampak kabut asap sangat berbahaya bagi kesehatan khususnya bagi pasien yang mengidap penyakit Asma,” ujar Paisal.
Diakui Paisal, kualitas udara memburuk inipun sudah masuk hingga ke dalam rumah maka disarankan agar masyarakat menutup jendela untuk menggurangi masuknya asap ke dalam rumah. Disamping itu masyarakat diimbau agar menggurangi aktivitas di luar rumah, jika pun dianggap penting maka sebaiknya menggunakan masker.
Menurut Paisal selama udara Dumai berkabut Dinkes telah mengambil langkah antisipasi dengan menyebarkan ribuan masker untuk masyarakat baik di persimpangan lampu merah, Puskesmas bahkan turun langsung ke sekolah-sekolah.(dev/r1/rgc/men)
Editor : Bambang Rio