JAYAPURA ( DUMAIPOSNEWS.COM ) – Sebanyak 600 dari 1.950 mahasiswa asal Kabupaten Yahukimo yang berkuliah di berbagai kota studi di nusantara telah kembali ke Papua. Bupati Yahukimo Abock Busup menyebut kepulangan mereka menyusul aksi rasisme.
“Sebanyak 1.950 mahasiswa, yang ada di sini sudah pulang itu 600 orang, lalu 120 mahasiswa lainnya ada di ibu kota (Jakarta,red),” katanya di Kota Jayapura, Papua, Selasa (17/9).
Berdasarkan keterangan dari sejumlah mahasiswa yang ditemuinya, Abock mengungkapkan mereka mengaku diintimidasi, sehingga enggan kembali ke tempat studinya untuk melanjutkan kuliah.
“Jadi, saya tanya mereka (mahasiswa,red) mengapa kalian tidak mau bertemu dengan gubernur saat di Jawa Timur. Mereka sampaikan bahwa masih mendapat tekanan (rasisme,red), sehingga mereka pulang,” katanya.
Abock juga mengungkapkan bahwa sesama para mahasiswa yang kembali ke Papua itu akan menggelar pertemuan untuk menyamakan persepsi bagaiman selanjutnya kedepan.
“Mereka mengaku mau bertemu dulu dengan sesama koordinator tiap kabupaten, mereka mau rapat lalu akan bertemu dengan Gubernur Lukas Enembe dan menyampaikan juga alasannya mengapa tidak bertemu waktu di Jawa Timur,” katanya.
Mengenai unjuk rasa damai pada Senin (16/9) siang dari ribuan warga di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Abock menjelaskan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas tolak rasisme.
“Jadi, saya dapat foto yang dikirim kepada saya soal demo damai dan saya sudah sampaikan ke mereka bahwa setelah itu bubar. Saya juga sudah berkomunikasi dengan kapolres bahwa demo itu damai,” katanya.
Abock mengatakan seharusnya demo tersebut sudah tidak perlu lagi dilaksanakan karena yang perlu dilakukan adalah bagaimana mengambil langkah dan tindakan menyelesaikan persoalan yang mengemuka.
“Inikan mereka demo karena mendapat informosi dari Jayapura bahwa akan menggelar demo serentak, sehingga mereka lakukan aksi di Yahukimo. Kira-kira 1.000-an orang yang berdemo, semua toko dan aktivitas memang sempat terhenti, tapi situasi aman,” katanya.
Sumber : Jpnn