DUMAI(DUMAIPOSNEWS)-Bertempat di depan Main Office PertaminA RU II Dumai, ratusan pekerja Pertamina Dumai dan Sei Pakning menggelar aksi damai, Senin (19/8) pagi. Pekerja Pertamina RU II Dumai yang tergabung dalam Serikat Pekerja Kilang Minyak Putri Tujuh (SPKMPT) melakukan orasi dengan Membentang berbagai spanduk tuntutan kepada pemerintah.
Aksi damai yang dilakukan murni untuk kepentingan negara dengan menyelamatkan Pertamina dengan tuntutan 2 isu penting diantaranya mengambil alih bisnis LNG oleh PGN, kedua mempertahankan blok coridor yang telah dikelola oleh perusahaan asing.
“Kami berjuang dan eksistensi untuk negEri ini. Apakah kita diam ketika Pertmina dicabik-cabik dan apakah kita berdiam ketika bisnis Pertamina diobok-obok,”kata Ketua SPKMPT, Riduan saat berorasi dihadapan pekerja yang melakukan aksi.
Disampaikanya, kepada pekerja Pertamina Riduan juga menyampaikan jangan nodai penyampaian aspirasi ini. “Tujuan kita jelas, agar Pertamina lebih besar lagi. Ketika bersih hati untuk negara ini, mudah-mudahan tujuan karyawan Pertamina yang menyampaikan aspiriasi akan didengar oleh stake holder,”katanya.
Saat yang terjadi dialami oleh Pertamina adalah adanya upaya pihak-pihak yang berusaha menggembos Pertamina, dengan selalu mencari-cari kesalahan kecil tanpa harus melihat prestasi yang telah banyak diberikan Pertamina terhadap negeri ini.
“Jangan menganggap orang Pertamina tidak mampu, makanya kita yakinkan kepada pemerintah melalui stake holder, bahwa kita bisa dan kita tidak ingin negara kita hancur,”ujarnya disambut tepuk tangan para pekerja Pertamina.
Sejumlah pekerja Pertamina dan mitra yang hadir pada aksi damai, terlihat mereka mengenakan ikat kepala, dengan mengenakan pakaian kerja lengkap. Selain berorasi, massa juga sempat long march di Jalan Putri Tujuh dengan tertib sambil membawa spanduk tuntutan mereka.
“Keberadaan kita disini bukan untuk urusan perut, tapi bagaimaba negara ini akan berlangsung dengan baik dengan menjaga keutuhan bangsa ini untuk kejayaan Pertamina. Kami pekerja siap bekerja tapi tak sudi dikendalikan oleh asing,”katanya.
Disetiap orasi, sang orator tak bosan-bosannya menyuarakan ‘kita adalah pertamina dan kita adalah indonesia’. Buat apa kedaulatan NKRI kalau bisnis LNG diserahkan ke asing. Aksi damai yang berjalan damai, tetap mendapat pengawalan dari pihak kepolisian. Aksi yang berakhir sekitar pukul 10.00 WIB, sejumlah pekerja kembali melaksanakan pekerjaanya masing-masing.
Serikat Pekerja Kilang Minyak Putri Tujuh (SP-KMPT) yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) kecewa atas keputusan Pemerintah yang memperpanjang kontrak pengelolaan blok Corridor kepada kontraktor eksisting, yaitu ConocoPhillips untuk 20 tahun kedepan mulai tahun 2023.
Keputusan tersebut telah melanggar Permen ESDM nomor 15 tahun 2015 setelah Permen ESDM nomor 23 tahun 2018 dibatalkan oleh hasil gugatan FSPPB ke Mahkamah Agung pada November 2018 lalu. maka semua kebijakan Kementerian ESDM harusnya berpedoman pada Permen ESDM nomor 30 tahun 2016 dan Permen ESDM nomor 15 tahun 2015 yang memberikan hak istimewa kepada Pertamina untuk menjadi operator blok migas yang akan berakhir kontrak kerja samanya. Selain itu Pemerintah juga harus mempertimbangkan alasan-alasan kenapa harus menunjuk Pertamina 100% dalam pengelolaan blok migas terminasi antara lain,
Memperbesar kontribusi NOC dalam produksi migas nasional sehingga meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi. Pertamina adalah BUMN, yang berarti 100 persen keuntungan akan masuk ke negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Pertamina sudah terbukti dan berpengalaman mengelola blok di onshore maupun offshore hasil alih kelola sebelumnya, bahkan mampu meningkatkan produksi migas di blok-blok tersebut
Para pejabat pengambil keputusan tidak paham amanat pasal 33 UUD 1945. Menteri ESDM mengabaikan kedaulatan energi dan hanya mengedepankan aspek bisnisnya saja dalam pengelolaan blok migas. Kementerian ESDM juga tidak mempu melawan intervensi asing khususnya Amerika Serikat dalam mengambil keputusan strategis untuk kepentingan bangsa.
SP-KMPT & FSPPB menyayangkan Kepala SKK Migas sebagai mantan Dirut Pertamina yang seharusnya paham bisnis migas dan kondisi internal Pertamina tidak berpihak kepada Pertamina.(rio)
Editor : Yon Rizal