BENGKALIS(DUMAIPOSNEWS)– Sesuai agenda, Kamis (4/7), tim studi dari sejumlah Kementerian dan Lembaga dari pusat melakukan peninjauan sekaligus melakukan kajian langsung terhadap terjadinya abrasi di pulau Bengkalis, dimana keberadaan tim studi ini dikoordinir Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Kemaritiman.
Adapun kementerian dan lembaga ikut melakukan peninjauan, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kelautan dan Perikanan, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Usaha Milik Negara, Bappenas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, serta Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan.
Rute pertama yang ditinjau tim studi (penelitian) tersebut, yaitu Desa Meskom, Desa Jangkang terus menuju ke Pelabuhan Internasional Selat Baru, dengan mengunankan Speed Boat Elang Laut milik Pemda Bengkalis.
Kemudian tim observasi melanjutkan peninjau ke Desa Mentayan, Muntai, Pambang Pesisir dan Desa Pambang Baru, dengan mengunaka roda empat. Dimana disetiap titik lokasi abrasi, semua anggota tim studi turun langsung melakukan observasi, serta mewancarai warga dan Kepala Desa setempat guna mengali informasi dan mendapatkan data valid, untuk dijadikan bahan penelitihan.
“Hari ini kita dari tim studi melakukan observasi di sejumlah titik abrasi yang ada di pulau Bengkalis, adapun tujuan kita melakukan observasi ini adalah guna mencari solusi yang tepat bagaimana mengatasi abrasi di pulau Bengkalis ini,” kata Ketua Tim Studi A. Bagyo Widagdo, dari BPPT Bidang Teknik Pantai dan Sedimentasi, saat ditemui disela-sela peninjauan.
Tambah Bagyo, ada dua yang menjadi tujuan melakukan peninjauan, pertama observasi kedua melakukan pengecekan langsung kelapangan, terhadap potensi abrasi disejumlah lokasi yang ada di pulau Bengkalis, ternyata setalah dilakukan pengecekan ada beberapa bagian yang berpotensi terjadi abrasi atau irosi di Bengkalis.
“Kita sudah melihat langsung, kita juga sudah ada beberapa solusi yang bisa kita jadikan sebagai bahan kajian kita seperti penanaman pohon mangrove, nipah dan mengunakan batu pemecah ombak, tidak hanya itu saja tim kami akan terus berupaya mengali serta mencari solusi yang tepat untuk atasi abrasi pulau Bengkalis,” ujarnya.
Melaui kajian-kajian yang dilakukan ini, diharapkan dapat menghasilkan solusi yang cepat, tepat, efektif dan efesien, sehingga abrasi di pulau Bengkalis bisa segera teratasi.
Hasil kajian ini tambah Bagyo, akan segera dipersentasikan kepada Menko Bidang Kemaritiman pada pertengahan bulan ini juga. Yakni antara tanggal 15-18 Juli 2019.
“Jadi hari ini tim studi kita harus bekerja keras, mengingat waktu kita sangat singkat maka kita harus benar-benar bisa memanfaat waktu ini dengan cepat dan tepat, supaya data maupun informasi yang kita terima nanti benar-benar valid dan membuahkan hasil yang terbaik, dalam upaya percepatan pemulihan kawasan pesisir dan laut di pulau-pulau perbatasan dengan Malaysia di wilayah Provinsi Riau khususnya pulau Bengkalis ini,” tuturnya.
“Kita juga sudah mendengar informasi dari sejumlah Kepala Desa, bahwa dalam satu tahun daratan pulau perbatasan ini abrasinya semakin meningkat, sehingga batu survei dan pemetaan sebagai titik koordinat perbatasan juga ikut roboh diterjang ombak,” sambung Bagyo menutup.
Turut hadir pada peninjauan tersebut, Camat Bengkalis dan Bantan, Kades Mentayan, Muntai, Kades Pambang Pesisir dan Kades Pambang Baru, serta sejumlah Kepala OPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bengkalis. (auf)
PENULIS : TAUFIK
EDITOR : YON