SIMPANGKANAN (DUMAIPOSNEWS) — Musim kemarau yang terus berkepanjangan menyebabkan munculnya titik api akibat kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) disejumlah daerah di kabupaten Rokan Hilir.
Kali ini tim gabungan TNI-Polri bersama dengan aparat kepenghuluan dan kecamatan serta masyarakat dari kecamatan Simpang Kanan harus bertungkus lumus melakukan pemadaman.
Kapolres Rokan Hilir, AKBP Sigit Adiwuryanto Sik MH yang dikonfirmasikan melalui Kapolsek Simpang Kanan, Iptu Boy Setiawan SAP Msi kepada Dumai Pos, Selasa (2/7/2019) mengatakan, bahwa sejauh ini pihaknya masih berada dilokasi.
Dijelaskan Kapolsek, bahwa karlahut tersebut terjadi di Dusun Lapangan Heli kepenghuluan Kota Parit kecamatan Simpang Kanan, tepatnya di koordinat LAT 1,914 LONG 100,404, LAT 1,916 LONG 100,417, dan LAT 1,92 LONG 100,411.
” Lahan yang terbakar itu sekitar 50 hektare milik dua petani, yakni masing-masing Nanang (36) warga Simpang Kanan seluas 40 hektare dan Darwis Syam (56) warga Dusun Suka Makmur kepenghuluan Bagan Nibung kecamatan Simpang Kanan seluas 10 hektare,” kata Iptu Boy.
Mantan Kapolsek Rimba Melintang ini juga menyebutkan, bahwa untuk mencapai lokasi lahan gambut dan semak belukar yang terbakar itu, tim gabungan harus menempuh sekitar 30 Km dari Mapolsek Simpang Kanan.
” Dari Mapolsek kita berangkat dengan menggunakan mobil dan sepeda motor, namun untuk sampai lokasi itu hanya bisa ditempuh dengan menggunakan perahu atau boat, ” kata Boy Setiawan lagi.
Dan untuk memadamkan kebakaran pada lahan gambut itu, tim gabungan berbekal peralatan 5 unit Mesin Air Honda GXH, 2 Unit Mesin Robin, serta 10 gulung selang air.
Dan ketika ditanya tentang hambatan pada saat melakukan pemadaman, Kapolsek mengatakan selain medan yang sulit untuk dilalui juga persoalan ketersediaan air disekitar lokasi.
” Debet air dilokasi sangat minim sehingga menghambat proses pemadaman dan pendinginan dilokasi Karlahut. Namun demikian, kita tetap berusaha hingga akhirnya sekitar pukul 17.00 wib api berhasil kita padamkan dan menyisakan asap tipis yang berasal dari sisa-sisa bara api yang berada ditunggul kayu yang masih menyala,” kata Boy Setiawan.
PENULIS : SUPARMIN
EDITOR : YON