Alamak, Kota Dumai Menjadi Sasaran Masuknya Narkoba

PEKANBARU(DUMAIPOSNEWS) — Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Riau menyatakan Bumi Lancang Kuning masuk lima besar pasar narkoba di Indonesia. Namun untuk jalur masuk sindikat narkoba Malaysia, Riau berada di peringkat atas di Pulau Sumatera karena banyaknya pintu masuk yang minim penjagaan.

Menurut Kepala BNN Riau Brigjen Drs Untung Subagyo, jalur perlintasan narkoba paling banyak terdapat di daerah pesisir, seperti Kota Dumai, Bengkalis, dan Kepulauan Meranti.

Kongkowkuy

Di daerah tersebut banyak terdapat pelabuhan tak resmi, tepatnya di muara sungai di perbatasan.

“Kemudian ada jalur Malaysia dari Kota Dumai, lalu ke Duri tujuan Kota Pekanbaru. Muara akhirnya bisa saja di Pekanbaru ataupun Jakarta,” sebut Untung di kantornya. Untung menjelaskan, saat ini Kota Medan, Sumatra Utara, kemudian Jakarta, Surabaya,

Makassar dan terakhir Riau menjadi primadona pasar gelap sabu Malaysia. Hal ini karena banyaknya permintaan sehingga diimbangi permintaan. Namun untuk empat daerah selain Riau, narkoba dari Malaysia masuk secara langsung sangat sulit. Di daerah itu pengawasannya cukup ketat, ditambah lagi terlalu jauh bandar narkoba Malaysia untuk memasok barangnya ke sana.

Hingga kini, Untung belum mengetahui berapa sabu dan ekstasi Malaysia masuk setiap bulannya ke Riau. Begitu juga dengan kebutuhan bandar ataupun pengedar yang selalu mencari pengkonsumsi baru.

Dia juga menjelaskan, bandar narkoba penerima pasokan sabu dari Malaysia selalu menggunakan modus baru menyelundupkan barangnya agar sampai ke Pekanbaru. Modus ini bisa juga menggunakan tradisional, misalnya menyamar jadi petani.

Pantai Riau memiliki garis pantai yang cukup panjang, membentang lebih dari 2.000 kilometer dari Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai, Bengkalis, Meranti, Pelalawan, hingga Indragiri Hilir. Ribuan pelabuhan tikus dan anak sungai menjadi pintu masuk empuk bagi penyelundup narkoba.

Mayoritas sabu-sabu itu ditangkap di wilayah pesisir Riau. Bengkalis menempati urutan pertama, lalu Dumai dan Rokan Hilir menduduki peringkat jumlah sabu terbanyak berikutnya.

Banyaknya pengungkapan kasus narkoba di kawasan tersebut. di satu sisi, merupakan prestasi. Sisi lainnya menjadi indikator resmi betapa mengerikannya Riau dikepung narkoba. “Padahal target saya 2018 itu hanya 200 kilogram. Ini diluar ekspektasi saya ada 300 kilogram lebih sabu-sabu,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Riau, Kombes Haryono kepada awak media.

Sumber : RPG