DUMAI(DUMAIPOSNEWS)-Setelah hampir tiga pekan, kondisi kabut asap yang menyelimuti Kota Dumai,hingga Sabtu (23/2) kini warga “kota minyak”itu mulai mengeluh. Sebagian warga mulai mengeluhkan bau asap yang cukup menyengat serta membuat perih mata.
Asap yang menyelimuti Kota Dumai diduga merupakan asap kiriman dari Pulau Rupat yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan yang tiga pekan terakhir melanda Desa Parit
Kebumen, Desa Teluk Lecah,Desa Sri Tanjung, serta Kelurahan Terkul,Kecamatan Rupat,Kabupaten Bengkalis
Pantauan media ini Sabtu (23/2),asap tebal mulai terlihat di pagi dan sore hari, sementara pada siang hari asap terlihat menipis,namun sinar matahari terlihat menguning. Bahkan dampak asap ini mulai dikeluhkan warga di mana mereka mulai mengeluhkan mata perih saat berkendara dengan menggunakan sepeda motor.
Hal ini seperti dikatakan Syahril warga Kecamatan Dumai Kota,Kota Dumai, menurutnya keadaan ini sudah berlangsung sejak tiga minggu lalu . “Ya saya merasakannya sudah sejak tiga minggu lalu. dan hari ini,kabut asap semakin tebal,hal ini sangat terlihat pada siang dan sore hari,” kata Syahril.
Asap yang terus menebal hasil pembakaran lahan ini diduga asap kiriman dari daerah tetangga tepatnya dari Pulau Rupat yang letaknya berseberangan dengan Kota Dumai.
Kondisi asap makin parah,lantaran Intensitas hujan yang sudah lama tak turun, serta tiupan angin dari arah utara yang cukup kencang yang sudah hampir satu bulan ini terjadi,sehingga membuka peluang kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Pulau Rupat bergerak cepat ke arah Kota Dumai dan sekitarnya Kondisi tersebut menyebabkan warga kesulitan beraktivitas akibat asap ini. Mereka terpaksa mengenakan masker saat keluar dari rumah mereka.
“Kalau keluar rumah harus pakai masker soalnya sesak sekali kalau asapnya dihirup,” kata Lia warga Dumai lainya. Selain di Dumai,kabut asap ini juga dikeluhkan Zulfan salah seorang warga Batupanjang-Rupat.
Zulfan dalam pembicaaran via telepon seluler, Sabtu pagi mengatakan, kabut asap biasanya sangat pekat pada pagi dan petang. Namun saat siang kepekatan kabut ini akan berkurang. “Kalau pagi dan petang hari yang biasanya sangat menyesakkan,” katanya.
Menurut Zulfan, dalam beberapa hari ini kabut asap cukup pekat terjadi di sekitar Kelurahan Terkul. Saat itu jarang pandang sangat terbatas sehingga pengendara harus melambatkan kecepatannya saat melintas di kawasan tersebut.”Ya,kalau petang hari di Batupanjnag ini dan juga daerah Kelurahan Terkul terlihat cuaca gelap dan kekuning kuningan,hal ini lantaran matahari yang tidak terlhat lantaran diselimuti kabut asap,”ujarnya.
Editor : BAMBANG RIO
Reporter : KAHARUDIN