PEKANBARU(DUMAIPOSNEWS) – Harga tiket pesawat yang tak kunjung turun membuat sejumlah sektor ikut terimbas. Sejumlah gerai UMKM di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru merasakan dampak tingginya harga tiket dan bagasi yang berbayar, Selasa (29/1).
Rani (27), salah seorang karyawan kaos khas Riau mengatakan, sejak harga tiket melonjak drastis membuat usahanya mengalami penuruan penjualan. Apalagi, kenaikan tiket juga dibarengi dengan salah satu maskapai penerbangan yang memberlakukan bagasi berbayar.
Alhasil masyarakat lebih memilih tidak membelanjakan uangnya untuk membeli oleh-oleh khas Riau. “Sudah turun drastis sebesar 50 persen. Kalau dulu kami masih bisalah dapat pemasukan jutaan per hari. Ini jangankan jutaan, satu baju saja tak ada laku hari ini (kemarin, red),” ucapnya.
Dia juga menuturkan, kenaikan harga tiket dan bagasi berbayar juga sangat berdampak pada penumpang. Akibatnya, banyak penumpang yang lebih memilih membagi-bagikan oleh-oleh yang tadinya dia beli di Pekanbaru kepada penumpang lainnya tanpa mendapatkan keuntungan sepeser pun.
“Sering itu kejadian kalau pas waktu nimbang bagasi berbayar, kena sampai jutaan. Ya, penumpang itu lebih milih barangnya dikasih ke orang daripada harus bayar sebesar itu.
Mereka juga berpikir lebih baik belanja di Jakarta saja langsung daripada di kota tujuan harus membayar bagasi,” sebutnya.
Hal yang sama juga dirasakan Ita (30), penjual makanan ringan di area bandara. Dia mengatakan, sejak harga tiket dan bagasi berbayar diberlakukan, dia menilai Bandara SSK II Pekanbaru mengalami penurunan penumpang.
“Penumpang sekarang belanjanya nggak terlalu banyak. Padahal dulu, selama masih bisa dimasukkan ke dalam tas jinjingnya masih mau mereka belanja,” ucapnya.
Memang Bandara SSK II mengalami penurunan penumpang yang cukup signifikan. Bahkan, sejumlah maskapai turut memperparah situasi dengan banyaknya penerbangan yang dibatalkan secara tiba-tiba. Menurut data yang diterima Riau Pos dari Bandara SSK II Pekanbaru belum lama ini, sebanyak 409 jadwal penerbangan yang telah dibatalkan. Di antaranya, Lion Air menjadi maskapai yang paling banyak melakulan pembatalan penerbangan dengan 138 sejak tanggal 1 hingga 21 Januari. Garuda dengan 129 pembatalan penerbangan, Wings Air 69 kali pembatalan, Citilink 56 kali, Batik Air 38 kali, Jetstar 2 kali, serta Malindo Air 1 kali, serta 4 penerbangan internasional.
General Manager Bandara SSK II Jaya Tahoma Sirait mengatakan, kejadian ini juga berdampak pada target-target yang telah disusun PT Angkasa Pura II. Apalagi pihaknya juga akan menambah kapasitas terminal.
“Bukan hanya penumpang yang mengalami dampak tingginya harga tiket, sejumlah penerbanganyang dibatalkan dan semakin sepinya penumpang menggunakan pesawat. Ini turut berdampak pada Bandara SSK II Pekanbaru,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Association of Indonesian Tour and Travel Agency (Asita) Riau, Dede Firmasyah mengatakan, sampai saat ini Menpar Arief Yahya belum memberikan pernyataan, tentang tiket pesawat yang masih mahal. Dede menjelaskan pemerintah melalui Kemenpar sudah mencanangkan target jumlah kunjungan wisatawan nusantara hingga 250 juta tahun ini. Dengan target sebesar itu, tapi harga tiket pesawat domestik berada di posisi yang tinggi, tentu akan sulit untuk mencapai hal tersebut. Seharusnya Kemenpar menurut Dede, melakukan peninjauan dan pembahasan bersama Kemenhub dan maskapai, untuk dapat menurunkan harga tiket pesawat domestik.
“Ini seolah Menpar itu membiarkan harga tiket mahal. Bagaimana mau mencapai target wisatawan nusantara kalau kondisi seperti sekarang? Padahal low season tapi harga tiket seperti musim Idul Fitri,” katanya.
Beberapa dampak yang sudah dirasakan pelaku usaha wisata setempat menurut Dede, yaitu berkurangnya minat paket wisata dalam negeri dan beralih ke wisata negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Selain itu juga pilihan berwisata dengan transportasi darat atau bus, juga menjadi alternatif penjualan paket wisata untuk ditawarkan ke klien dari perusahaan dan komunitas.
“Sekarang anggota kami menawarkan paket wisata ke Sumatera Utara dan Sumatera Barat itu lewat bus, tidak paket dengan angkutan udara lagi, begitu juga wisata domestik sekarang beralih ke wisata negara tetangga,” katanya.
Adapun saat ini untuk harga tiket domestik rute Pekanbaru-Jakarta berada di angka Rp1 juta ke atas, jauh lebih tinggi dari kondisi sebelumnya yang ditawarkan mulai harga Rp600.000 ke atas.
Dede juga mengatakan, sesama anggota Asita yang berbeda provinsi saling bekerja sama agar bisa mendapat harga yang jauh lebih murah ketimbang biaya naik pesawat. “Pemakaian bus pariwisata dalam membuat paket tours dilakukan oleh sebahagian anggota Asita Riau. Ini juga kemauan konsumen karena ini murah menurut mereka,” ucapnya.
Sumber : Riaupos Grup