27 Rumah Warga Di Desa LKB Dan Air Hitam Kecamatan Ukui Terendam Banjir

PELALAWAN (DUMAIPOSNEWS.COM ) – Belum bencana wabah Corona virus desease 2019 (Covid-19) dana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) hilang di Negeri Seiya Sekata ini, kini muncul bencana baru yang hadir yakni banjir yang melanda masyarakat Desa Lubuk Kembang Bunga dan Desa Air Hitam Kecamatan Ukui. Banjir tahunan dampak meluapnya debit air sungai Nilo di dua desa ini, telah merendam sebanyak 27 rumah warga serta fasilitas umum. Bahkan, genangan air dengan ketinggian 150 centimeter atau 1,5 meter ini, telah menyebabkan akses transportasi darat warga menjadi terputus, sehingga sangat menggnggu aktivitas warga tempatan.

” Ya, banjir yang melanda dua desa ini dampak dari meluapnya debit air sungai Nilo akibat curah hujan yang tinggi di bagian hulu . Dan genangan air dengan ketinggian 1,5 meter ini, telah merendam akses jalan darat. Sehingga aktivitas warga hanya dapat dilakukan menggunakan alat transportasi air seperti sampan dan pompong,” terang Camat Ukui Amri Juharza kepada Dumai Pos, Rabu (8/4).

Kongkowkuy

Dilanjutkannya, bahwa akibat banjir tersebut, menyebabkan sebanyak 25 rumah warga di desa Lubuk Kembang Bunga, digenangi air. Selain itu, sebanyak 58 rumah dan 83 Kepala Keluarga (KK) dengan 295 jiwa, ikut terdampak banjir. Bahkan, dampak banjir ini juga membuat enam KK telah mengungsi ke rumah warga lainnya atau ke rumah saudaranya yang aman dari banjir. Dan banjir ini juga merendam fasilitas sosial dan fasilitas umum. Seperti balai adat dan Rumah Kantor (Rukan) Babhinsa. Serta musalla dan jalan akses desa sepanjang 500 meter.

” Sedangkan kondisi banjir di Desa Air Hitam, ada 49 KK dengan 186 jiwa yang terdampak dan dua unit rumah terendam banjir. Serta fasilitas yang terendam yakni balai adat, musalla dan jalan akses sepanjang 750 meter. Dan untuk penanggulan banjir, kita telah membuka posko kesehatan, masing-masing di rumah bidan desa,” ujarnya

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan bencana daerah (BPBD) Pelalawan Drs Hadi Penandio MSi menambahkan bahwa, banjir yang melanda dua desa tersebut dan telah terjadi sejak Senin (6/4) lalu, telah mulai mengalami sedikit penyurutan yakni 15 hingga 20 centimeter.

” Jadi pada Selasa (7/4) kemarin, ada sedikit penyurutan air dari sebelumnya debitnya 170 centimeter, saat ini tingginya mencapai 1,5 meter. Dan tim telah kita terjunkan ke dua desa untuk membantu aktivitas warga dengan menyediakan fasilitas perahu karet gratis untuk penyebrangan warga,” tutupnya. (naz)