Pasar Tradisional Tutup, Pengelola Sebut Itu HOAX

BALAIJAYA (DUMAIPOSNEWS) — Beredar kabar bahwa pasar tradisional akan ditutup dalam rangka mengantisipasi penularan virus corona atau Covid-19 sontak langsung dibantah oleh pihak pengelola.

Hal ini seperti ditegaskan oleh pengelola pasar tradisional Pekan Rabu Balai Jaya, H Jearly Silalahi yang dihubungi Dumai Pos, Sabtu (28/3) kemarin. Saat itu dirinya juga memastikan informasi tersebut tidak benar atau hoaks.

Kongkowkuy

” Pasar yang ada di bawah pengelolaan kita, khususnya pekan Rabu masih tetap beroperasi dengan normal. Namun sebelumnya kita memang sudah menyampaikan kepada seluruh petugas pasar yang ada untuk dapat melakukan pengawasan,” kata Jearly.

Dimana, lanjutnya lagi dirinya menyebutkan bahwa diharapkan aktivitas pekan dapat dipercepat waktunya dibandingkan sebelumnya. ” Yang kita harapkan dari kemarin itu waktu operasional pasar yang dipercepat, misalnya kalau biasa tutup jam 12.00 wib bisa dipercepat sekitar jam 10.00 wib. Itu saja, bukan menutup pasar, ” tegas Jearly lagi.

Dan untuk itu dirinya juga mengungkapkan bahwa untuk mempercepat jam operasional pasar Pekan Rabu itu pihaknya hanya mengharapkan para pedagang sembako yang menggelar dagangannya.

” Artinya, sembako itukan sangat dibutuhkan. Jadi kalau bisa barang-barang yang dirasa kurang, misalnya seperti sepatu, pakaian untuk sementara ini jangan dulu berjualan. Tapi kalau sembako dan kebutuhan pangan lainnya tetap kita buka. Tidak mungkin kita tutup aktivitas pasar, karena bahan pangan dibutuhkan semua warga, ” terang Jearly.

Namun demikian, dia mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi aturan pemerintah tentang pencegahan pandemi corona. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menjaga jarak aman (social distancing) satu sama lainnya minimal satu meter.

Mantan anggota dewan ini mengatakan, pembatasan jam operasional dilakukan sebagai upaya mengurangi kerumunan masyarakat sesuai dengan instruksi pemerintah. Pintu-pintu masuk ke area pasar juga akan dibatasi untuk meminimalisasi risiko.

” Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah, dan pembatasan waktu ini agar bisa dilokalisasi orang-orangnya. Karena itu memang upaya untuk meminimalisir kerumunan masyarakat,” ungkap H Jearly lagi. (min)

Editor : Bambang Rio