Sepercik Angan Ketika Gas ‘Hijau’ Menyentuh Ribuan Dapur

* Jargas Dumai Jadi Energi Negeri

Penulis : Rian Ardiansyah

Kongkowkuy

DUMAI – Jumat (22/11/2019) siang menjelang sore sepasang pria dan wanita paruh baya duduk berduaan ngobrol santai di halaman sebuah rumah papan yang terletak di Jalan Air Bersih, Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai, Provinsi Riau.

Diatas dua keping papan yang sudah mulai lapuk keduanya asik bercerita membahas sebuah topik sembari melihat pipa besi yang menempel didinding rumah tetangga mereka. Bahkan, pipa besi bewarna kuning itu juga terlihat menghiasi rumah mereka.

Benar saja, mereka adalah Nurhayati (65) dan Anwar (70) merupakan salah satu warga Kelurahan Teluk Binjai yang bakal akan menikmati Jaringan Gas (Jargas) dari Perusahaan Gas Negara (PGN). Dimana Jargas Dumai akan melayani ribuan Sambungan Rumah Tangga 2020 mendatang.

Ternyata, pasangan suami istri itu sedang asik berbicang-bincang tentang ketika Jargas yang bersumber dari gas bumi itu mengalir dan bisa dinikmati oleh masyarakat, terutama masyarakat kurang mampu seperti mereka.

“Sepertinya, gas ini sangat membantu masyarakat kurang mampu kayak kami, karena banyak hal positif yang akan dirasakan apabila gas ini bisa mengalir di dapur rumah,” sebut Nurhayati ketika diwawancarai pewarta Dumaiposnews.com

Ketika Upik Mulai Jatuh Hati ke Gas Hijau

Wanita yang kerap disapa Upik itu bercerita, bahwa nantinya jika gas hijau (sebutan Upik) mengalir dan bisa dinikmati akan memberikan kemudahan bagi masyarakat, mulai dari segi ekomoni hingga keamanan dan kenyamanan bisa dirasakan para pengguna.

“Yang jelas, gas ini terlihat lebih aman. Karena api yang dikeluar dari kompor menggunakan gas ini berwarna hijau, makanya saya sebutnya gas hijau. Hal itu terbukti pelaksanaan kegiatan gas in Jargas Dumai belum lama ini,” sebut ibu empat orang anak itu.

Nurhayati (Upik) dan suami menunjukkan kompor gas pemberian PGN

Sejak itu, Upik mulai menaruh hati ke gas hijau. Ia melihat banyak keunggulan yang diperoleh ketika gas itu mengalir didapur kecil yang selama puluhan tahun menjadi sarana penyambung kehidupan dirinya dan keluarga tercinta.

Menurutnya, keamanan dan kenyamanan merupakan hal penting. Diketahui banyak rumah masyarakat terbakar akibat meledaknya tabung Liquified Petroleum Gas atau LPG, terutama berukuran 3 KG yang saat ini sudah seperti kebutuhan pokok bagi masyarakat pada umumnya.

“Kalau ada yang lebih aman dan nyaman tentu itu kita pakai, karena jika sudah tidak nyaman bagaimana mau digunakan,” ungkap wanita yang sudah dikarunia 15 orang cucu itu.

Tak Perlu Berkeliling Mencari Gas Hingga Tengah Malam

Selain itu lanjut Upik bercerita, menurut pihak Pendistribusi yakni PGN apabila terlaksana gas hijau ini akan mengalir non stop atau 24 jam bisa dinikmati masyarakat. Jadi, ia maupun suami tidak perlu bersusah payah berkeliling untuk mencari gas saat habis.

“Antinya, jika program ini mengalir kita masyarakat pengguna tabung gas melon tak perlu berkeliling, berebut untuk mendapatkan gas yang menjadi kebutuhan rumah tangga,” sebutnya seraya melontar senyuman.

Bukan hanya itu, wanita yang mempunyai nama asli Nurhayati itu menyebutkan, banyak suka duka menggunakan tabung LPG 3 KG. Ia pernah merasa ketika berhadapan dengan situasi ketika tabung gas habis ditengah malam.

Anwar calon penerima aliran Jargas Dumai menunjukkan alat pengatur aliran gas

“Sudah penat berkeliling mencari, itu belum tentu dapat. Karena tabung LPG 3 KG sudah seperti kebutuhan pokok bagi masyarakat. Parahnya, apabila kehabisan gas ditengah malam, mau cari kemana?,” tanya seraya meluapkan keluhannya selama beberapa tahun belakangan ini.

Akan tetapi, dengan keberadaan gas hijau itu ia melihat kemungkinan hal yang sama tidak akan kembali terjadi. Sebab masyarakat bisa menggunakan gas non stop. Gas hijau seperti menjadi harapan baru bagi para penguasa dapur sepertinya.

Diakuinya, dulu ia sempat takut pertama kali mendengar Jargas ini akan mengalir ke rumahnya. Hal pertama ia pikir khawatir meledak, namun hal itu bertolak belakang setelah ia melihat dan menggunakan secara langsung gas hijau.

“Awalnya takut, karena khawatir jika meledak. Tapi setelah menggunakan secara langsung meski hanya sebentar, sepertinya gas ini aman, sebab api yang dihasilkan jauh berbeda dibandingkan menggunakan tabung LPG,” papar Upik sambil memperlihatkan aliran yang dikediamannya.

Lebih Ekonomis

Dampak positif lainnya yaitu, biaya yang dikeluarkan menggunakan gas hijau lebih murah jika dibandingkan menggunakan tabung LPG 3 KG yang sudah jelas subsidi.

“Aman, nyaman dan murah, tentunya ini menjadi harapan seluruh masyarakat. Mengingat suami (Anwar, red) hanya berprofesi sebagai buruh bangunan,” bebernya.

Biasanya, untuk memenuhi kebutuhan keluarga ia menghabiskan sebanyak 4 tabung LPG 3 KG dalam satu pekan. Artinya, ia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 72 ribu, jika satu bulan Upik harus merogoh kantong untuk biaya mencapai Rp 300 ribu setiap bulannya.

Sebagaimana digambar-gemborkan biaya yang harus dikeluar berkisar Rp 50 ribu per bulannya. Bahkan, awal-awal mengalir nantinya masyarakat tidak dikenakan biaya beberapa bulan. “Kita belum tahu secara pasti, karena ini belum berjalan seutuhnya, akan tetapi jika benar lebih murah, kita lebih memilih gas hijau,” tegasnya.

Terlintas Ingin Punya Usaha

Atas kemudahan itu, sempat terlintas dikepalanya untuk membangun usaha kecil-kecilan. Ia melihat, banyak peluang bermuncul jika keberadaan gas hijau mulai menyentuh dapur masyarakat.

Ia juga menyampaikan, apabila diberikan hak untuk memilih dan berharap tentunya masyarakat ingin program ini cepat terealisasi, sehingga masyarakat bisa bersentuhan langsung gas hijau.

“Kalau bisa hari ini langsung pasang, karena kita ingin secara langsung mengetahui bahwa gas PGN sudah mengalir di dapur kita,” candanya mengakhiri.

PGN Komitnen Melayani Kebutuhan Energi Negeri

Sementara itu, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus berkomitmen untuk melaksanakan mandat dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membangun jaringan gas rumah tangga. Menjelang akhir tahun 2019 ini, Jargas di Kota Dumai siap beroperasi guna melayani kebutuhan energi masyarakat.

Pengaliran 4743 sambungan rumah tangga nantinya meliputi dua Kelurahan, dengan rincian 1283 rumah di Kelurahan Teluk Binjai dan 3460 rumah di Kelurahan Jaya Mukti, dengan jenis pelanggan adalah kategori RT 2 atau setara dengan tingkat masyarakat dengan konsumsi listrik 1300 watt.

Sebelumnya, Jargas Dumai yang dibangun sejak Mei 2019 oleh Kontraktor PT Hutama Karya (Persero) tersebut memanfaatkan sumber gas yang berasal dari PT Energi Mega Persada (EMP) Bentu.

“Dengan pemanfaatan gas bumi melalui Jargas di Dumai, masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup perekonomian dengan efisiensi yang diperoleh. Melalui energi baik yang mengalir non stop, masyarakat akan mendapatkan nilai lebih,” ungkap Santiaji Gunawan, SVP Strategic Stakeholder Management PGN yang hadir mewakili manajemen PGN dalam pengaliran perdana Jargas Dumai beberapa waktu lalu.

Dengan panjang pipa Jargas yang dibangun di Dumai mencapai lebih kurang 89 km, meliputi 79 km pipa PE 63 mm, ditambah 1,6 km pipa PE 180 mm, dan pipa CS 4 Inchi sepanjang 112 meter, PGN siap melayani ribuan dapur negeri.

“Kami berharap pembangunan Jargas ke depan akan lebih massif, karena gas bumi merupakan energi baik yang aman efisien untuk penggunaan sehari-hari sehinga rumah tangga mendapatkan manfaat langsung,” jelasnya.

Jargas di Dumai merupakan salah satu tindaklanjut proyek jaringan pipa transmisi Duri-Dumai yang ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah Dumai.

Jaringan pipa Duri-Dumai juga menyasar sektor komersial, rumah tangga, dan industri. Gas yang dialirkan ke pipa ini berasal dari Blok Corridor yang dikelola oleh ConocoPhilips di Sumatera Selatan dan tambahan gas dari Blok Bentu yang dioperasikan oleh EMP.

Saat ini sebutnya, PGN tengah menyelesaikan proyek pembangunan pipa gas sepanjang 486 kilometer (km) sampai dengan 2021. Proyek tersebut terdiri dari pipa gas Duri-Dumai tahap II sepanjang 67 km, yang nantinya diharapkan akan dapat menyalurkan gas untuk memenuhi kebutuhan Refinery Unit (RU II) Dumai.

“Rencana pengembangan pipa distribusi Dumai sepanjang 56 km untuk melayani kebutuhan industri, komersial dan rumah tangga di wilayah Dumai, Pekanbaru, dan sekitarnya,” sebutnya lagi.

Disamping itu, PGN tetap konsisten membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas bumi. Sampai saat ini, PGN telah mengelola jaringan infrastruktur pipa gas lebih dari 10.000 km.

Dari infrastruktur tersebut, PGN telah menyalurkan gas bumi sebagai energi untuk pelanggan pada berbagai segmen, seperti pelanggan komersial seperti Restoran, Hotel, Rumah Sakit, bahkan industri dan manufaktur, pembangkit listrik, dan Usaha Mikro dan Kecil Menengah (UMKM), serta pelanggan rumah tangga yang tersebar di Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong.

PGN sebagai Subholding Gas diharapkan dapat mengemban tugas untuk menjadi bagian strategis pemerintah dalam menyukseskan pemanfaatan gas bumi domestik serta berperan nyata dalam mencapai target bauran energi nasional sebagai upaya menjaga ketahanan energi nasional khususnya pencapaian target 4,7 juta sambungan jaringan gas bumi rumah tangga untuk menekan subsidi energi.

“PGN berkomitmen terus memberikan layanan terbaik dan saling bersinergi bersama seluruh pihak yang terlibat untuk kemajuan pemanfaatan gas bumi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan,” tutupnya.

Walikota Dumai, Zulkifli As melihat secara langsung mesin pengatur aliran jargas Dumai

Disisi Pemerintah, Walikota Dumai H Zulkifli AS mengungkapkan ucapan terimakasih kepada PGN yang telah bersedia melakukan pembangunan jaringan gas bumi untuk rumah tangga di Kota Dumai.

Meskipun diakuinya, usulan yang disampaikan pemerintah Kota Dumai sebanyak 25.000 sabungan gas ke rumah masyarakat, namun baru bisa direalisasikan sekitar 4743 rumah warga.

Zul As mengatakan, untuk terpenuhi jumlah rumah tangga yang diajukan sesuai dengan kondisi keuangan negara. Diharapkan kedepannya keuangan negara lebih baik sehingga masyarakat Dumai bisa menikmati gas bumi secara menyeluruh demi kemakmuran masyarakat.

“Masyarakat yang mendapatkan pemasangan perdana harus bersyukur sebab pengeluaran setiap bulan dipastikan tidak lagi memberatkan,” ucap orang nomor satu pemerintahan Kota Dumai itu dalam pengaliran perdana Jargas Dumai belum lama ini.

Pria yang kerap disapa simata biru itu juga menambahkan, dengan keberadaan Jargas PGN ini merupakan salah satu sarana peningkatan kualitas hidup masyarakat, salah satunya peningkatan perekonomian masyarakat bisa berwirausaha menggunakan produk aman dan murah ini.

“Untuk itu, mari bersama kita jaga Jargas ini, sebab ini untuk kepentingan seluruh masyarakat Kota Dumai dengan kemudahan yang diberikan. Mudah-mudahan ini segera terealisasi,” pungkas Wako Dumai.