Dulu Berpangku Tangan, Kini Menopang Ekonomi Keluarga

* Ketika *Energi Pertamina* Bikin Bangkit

Banyak kaum hawa setelah berkeluarga hanya berpangku tangan dan bergantung pada suami. Hal itu tidak bagi kelompok ibu-ibu di Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Timur, Kota Dumai. Berbekalkan tekat, kemauan untuk “Move On” dari kebiasaan kaumnya yang hanya bergantung kepada suami. Berkat dukungan Pertamina RU II Dumai, kini mereka bisa berkarya dan menyalurkan bakat mereka hingga menjadi wanita yang mandiri.

Kongkowkuy

Rian Ardiansyah, Dumai

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Adelis merupakan awal mimpi segelintir ibu-ibu tangguh yang dinakhodai Nofliyarni sejak 25 Januari 2013 silam. Mereka bergabung menyatukan visi dan misi untuk menjadi Ibu Rumah Tangga (IRT) mandiri.

Sepak terjang mereka merintis kelompok mayoritas ibu-ibu itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dari modal Rp 600 ribu serta memanfaatkan garasi mobil yang tak digunakan lagi, kini mereka punya usaha. Perlahan mereka mulai merangkak berkarya dan berinovasi menuju perubahan yang lebih baik.

Meski tertatih, semangat mereka tidak pernah pudar membangun usaha mereka. Permasalah datang seperti hujan batu menyelimuti kelompok mereka. Berkat kemauan dan kegigihan, mereka mulai membaca peluang yang ada dengan mengikuti pelatihan menjahit dan bordir kurang lebih selama 10 hari.

Berbekal pelatihan dasar yang terhitung singkat itu, Nofliyarni mencoba merangkul ke empat rekannya membentuk KSM Adelis yang awalnya beranggotakan 5 orang anggota. Dan kini sudah semakin berkembang biak.

Bukan hanya itu, dengan sarana dan prasarana seadanya, mereka tetap bersemangat mulai usahanya. Diawali menciptakan karya pertama sederhana namun mempunyai nilai ekonomis. Souvenir yang memanfaatkan kain perca. Karya sederhana mereka ternyata mendapatkan perhatian khusus dan dukungan dari RU II Dumai melalui program Corporate Sosial Responsibility (CSR).

Tepat pada 23 Maret 2013 lalu, kelompok ibu-ibu kreatif ini bagaikan mendapat angin sejuk dipadang pasir. Dengan sarana dan prasarana yang minim mereka mendapatkan bantuan CSR dari PT Pertamina RU II Dumai berupa modal yang dipergunakan membeli mesin bordir dan bahan kain untuk mereka berkarya.

“Bantuan Pertamina ini menjadi energi baru bagi kita semua. Dengan bantuan itu kami dapat membeli mesin jahit dan bordir guna mengembangkan usaha serta mengasah kemampuan kami,” ujar Nofliyarni Ketua KSM Adelis.

Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dikaruniai 3 orang anak ini menceritakan, setelah adanya asupan dari Pertamina RU II Dumai usaha mereka terus berkembang. Pesanan datang silih berganti menghampiri mereka. Mulai dari baju seragam wirid, baju koko, mukena, jilbab hingga sovenir-sovenir.

Kertua KSM Adelis, Nofliyarni

“Berkat bimbingan dan bantuan dari Pertamina RU II Dumai ini, kami dapat terus berkarya. Pertamina sangat konsisten dalam memberdayakan masyarakat,” tutur Ani mengungkapkan rasa syukur atas kepedulian PT Pertamina.

Waktu silih berganti, dari modal dan peralatan seadanya kini mereka telah berhasil meraup pundi-pundi uang hingga puluhan juta. Secara tidak langsung dapat mengangkat perekonomian mereka ditaraf menengah keatas. Namun, hal itu tidak instan dibutuhkan perjuangan panjang hingga ketitik yang lebih baik.

Atas pencapaian gemilang itu, lanjut wanita yang kerap disapa Ani itu menyebutkan, tidak membuat mereka terlena dan cepat puas. Mereka terus berinovasi dengan menjajal hal baru dalam mengembangkan usahanya. Keuletan dan kegigihan mereka berbuah manis. Dengan kecanggihan zaman mereka mendapatkan pelatihan Konveksi.

Bahkan, mereka juga mendaur ulang limbah plastik sisa bungkus minyak dan jajanan disulap menjadi tas jinjing dan dompet. Mereka belajar mengolah sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual.

Atas karya yang dihasilkan, KSM Adelis kembali berinovasi dengan membuat sabun cuci piring yang mereka olah sendiri campurannya dan sudah dipasarkan di Kota Dumai. Meski demikian semua itu mereka ciptakan setelah mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari PT Pertamina RU II dalam mengembangkan KSM ini.

“Saat ini kita sedang mengancang inovasi baru, namun masih kita persiapkan secara matang. Tunggu tanggal mainnya,” ungkap Ani seraya memberikan sedikit bocoran atas inovasi terbaru yang akan ia jalani bersama kelompoknya.

Sambil bercerita tangan terus memotong bahan jahitannya Ani menyampaikan, Flashback ketika ia hanya sibuk dengan profesi IRT, ia hanya terpaku dengan kesibukan dirumah dan dari segi ekonomi terus bergantung kepada sang suami. Bahkan, untuk beli kebutuhan mereka layaknya wanita saja harus tahan selera.

Namun lanjut wanita bertubuh mungil itu bercerita, semua berubah setelah ia aktif bersama rekannya bergabung menjadi KSM Adelis. Semua hal yang tidak pernah dibayangkan menjadi kenyataan.

“Kalau bisa mencari penghasilan sendiri, kenapa harus bergantungan terus dengan suami. Bahkan saat ini kita bisa membantu meringankan beban suami seperti membeli perlengkapan make up sendiri, biaya pendidikan anak dan kebutuhan sehari-hari juga bisa terbantu,” tuturnya dengan raut wajah haru atas pencapaiannya saat ini.

Bahkan, ia tidak terbayang bisa diberi kesempatan terbang ke Kota Bandung untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh Pertamina. Moment itu merupakan sejarah yang tidak bisa mereka lupakan.

“Kita tidak pernah menyangka bisa mengikuti pelatihan menyablon di Bandung. Bayangkan, kita bisa terbang naik pesawat yang tak pernah tepikirkan oleh kita, tapi kini menjadi kenyataan,” ungkap salah satu anggota LPMK Jaya Mukti itu dengan senyum semeringah.

Hal senada juga disampaikan Elida Hanum, salah satu anggota KSM Adelis, sangat merasa perubahan perekonomian keluarga mengingat, dirinya merupakan IRT sekaligus kepala rumah tangga, dimana sang suami telah meninggal dunia beberapa tahun lalu.

“Alhamdulillah, sejak KSM Adelis terbentuk sampai saat ini kita mempunyai penghasilan tetap. Sedikit banyaknya bisa menutupi kebutuhan rumah tangga, biaya pendidikan dan lainnya,” ujar wanita paruh haya tersebut.

Ia membeberkan, sewaktu sang suami masih ada dirinya tidak mau bergantung dengan pendapatan sang suami, melainkan dirinya ikut bergabung dengan rekan-rekannya hingga tercetusnya KSM Adelis. “Berkat Pertamina, dulu kita bergantung sama pendapatan suami, sekarang kita bisa Move On menghasilkan sendiri,” tutur ibu yang mempunyai 4 orang anak itu.

Selain itu lanjut nenek yang mempunyai 1 cucu ini menyebutkan, sejak terbentuknya KSM Adelis membuat dirinya menjadi sosok mandiri dan berdikari. “Sekarang mau beli apa saja, tidak perlu mikir, karena kita tidak bergantung kepada pendapat suami, kita bisa mencari sendiri,” ungkapnya dengan nada sedikit meninggi sambil melontarkan senyuman.

Akan tetapi, ilmu, peningkatan ekonomi yang diperoleh KSM Adelis tidak terlepas dari peranan sang pemberi energi yakni Pertamina RU II Dumai yang sangat peduli, konsisten dalam memberdayakan masyarakat sehingga menjadi kelompok ibu-ibu itu menjadi kelompok mandiri.

Mereka layak menjadi panutan para ibu-ibu lainnya, sebab meski dengan kesibukan mereka setelah bergabung dengan kelompok binaan Pertamina RU II Dumai mereka tidak mengabaikan tugas mereka sebagai ibu dan seorang istri. Ibu-ibu perkasa itu dituntut lebih cerdas dalam memanfaatkan waktu kosong dengan sebaik-baiknya.

Sementara itu, Unit Manager Communication & CSR, Muslim Dharmawan mengungkapkan program CSR ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat rentan yang ada di Kota Dumai, khususnya dari kalangan perempuan

Program pemberdayaan ini diproritaskan untuk masyarakat Ring I Kilang Pertamina Dumai, Kelompok Adelis yang berasal dari Kelurahan Jaya Mukti dan sudah bergabung sebagai mitra binaan Pertamina sejak 2013.

Sejak awal program kata Muslim, Pertamina telah menggelontorkan berbagai bantuan baik fisik maupun non fisik seperti 5 unit mesin bordir, 7 unit mesin konveksi hingga pelatihan. Selain itu, Kelompok Adelis juga telah mengikuti berbagai pameran UMKM di Kota Dumai maupun pameran bertaraf nasional.

“Terakhir, kita mengajak dan memberikan kesempat kepada anggota KSM Adelis untuk mengikuti pelatihan secara langsung di sekolah jahit dan sablon Kota Bandung. Pada dasarnya kita berkomitmen memberdayakan masyarakat Kota Dumai melalui program CSR Pertamina RU II Dumai,” sebut pria yang murah tersenyum itu.

Tak hanya itu pria yang dikenal ramah itu juga menyampaikan, bukan hanya menyediakan peralatan dan pelatihan saja, melainkan Pertamina juga ingin masyarakat bisa memasarkan produk karya mereka dalam pengembangan bisnis.

“Untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship, kita juga memberikan bimbingan dan wawasan mengenai pengembangan bisnis dan teknik pemasaran. Dengan harapan, para anggota dapat menciptakan pengembangan produk dan jalur penjualan yang semakin kreatif di masa mendatang,” imbuh Muslim.

Muslim juga menyebutkan, pencapaian yang dihasil KSM Adelis ini sudah cukup mempuni, namun belum optimal. Dimana, selain produktifitas dan kreativitas, para anggota juga dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman digitalisasi dalam pemasaran produk mereka.

“Sehingga, hasil karya mereka bisa diketahui luas dikalangan masyarakat, baik dilingkungan Kota Dumai, maupun ditingkat nasional. Itu merupakan haram kami dan kita semua,” harapnya sembari memberikan sedikit senyuman.(ras)