Sebut ada Radikal di Riau, LAMR Minta Yaqut Berhenti Membuat Gaduh

PEKANBARU (DUMAIPOSNEWS) – , pernyataan Ke­tua Umum GP Ansor, Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut adanya kelompok radikal mendukung salah satu kontestan pemilu 2019 di Riau dianggap hoaks oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).

Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri Al azhar mengatakan, hal itu tak perlu ditanggapi berlebih-lebihan. Al azhar menilai, Yaqut ha­nya berasumsi tanpa data valid.

Kongkowkuy

“Bagi kami itu hoaks. Tanpa data pendukung itu (pernyataan Yaqut) hoaks,” tegas Al azhar di Pekanbaru, Ahad (13/1).

Untuk itu, Al azhar meminta Yaqut berhenti membuat gaduh dan mengganggu ketenangan masyarakat. Sebelumnya, kata Al azhar, Yaqut pernah membuat gaduh, ketika hendak berkunjung ke Riau.

“Jadi sekarang jangan lagi buat kegaduhan. Urus saja diri sendiri dan organisasinya itu. Lebih baik dia tengok dirinya, dan jangan tengok di luar,” kata Al azhar. Al azhar menduga Yaqut sengaja menyebut ada kelompok radikal di Riau yang mendukung peserta pemilu 2019 karena penasaran. Sebab, setelah Yaqut mencoba mempersulit dakwah Ustaz Abdul Somad di Jawa, masyarakat tetap tidak peduli.

“Ketika dia akan datang ke Riau dengan isu-isu itu (kirab satu negeri, red), orang menolaknya. Apalagi kita tidak memerlukan logikanya, kontroversi-kontroversinya,” tegasnya.

Menurut Al azhar, Yaqut tidak me­ngenal Riau. Sehingga masyarakat Riau tidak perlu menanggapi berlebihan soal penyataannya. Karena masyarakat juga mengetahui seolah-olah Yaqut lebih tahu tentang segalanya.

“Saya kira sikapnya yang seolah serba tahu tentang segalanya malah membuat masyarakat akan mengetahui siapa dia,” jelas Al azhar.

Al azhar tak mengelak, mungkin saja ada orang yang berpaham radikal. Namun tidak tepat mengatakan Riau menjadi sarangnya radikalisme.

“Kita di sini aman-aman saja. Kalaupun ada satu dua kejadian, tidak berarti Riau ini sarangnya. Pemikiran radikal mungkin memang sudah masuk ke Riau. Tindakan teror dalam 20 tahun terakhir ini pun beberapa kali terjadi di Riau. Tapi untuk mengatakan Riau sarang terorisme dan radikalisme, nanti dululah,” sambungnya.

Menurutnya, mayoritas orang di Riau ini baik-baik. Orang Riau juga mengutuk adanya perbuatan teror. Kata Al azhar, teror yang sangat mengancam Riau itu adalah narkoba.

Bukanlah radikalisme. Sebab, narkoba sudah masuk ke seluruh lapisan masyarakat. “Teror narkoba ini ancaman dan akibatnya begitu masif, berlangsung sudah sejak lama.

Tapi belum juga teratasi. Sudah sejak lama pula kita di Riau berharap negara benar-benar hadir untuk memberantasnya,” harapnya.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Riau, Chairul Risky mengatakan, sejauh ini Riau masih dalam kondisi aman. Artinya, belum ada tindakan mengarah ke radikal dan terorisme.

“Kalau ada orang mengatakan Riau ini sarangnya radikalisme, itu tergantung orang dari sudut mana dia memandang. Tapi sejauh ini Riau masih aman-aman saja,” katanya.

Ditanya soal seberapa besar potensi radikalisme dan terorisme di Provinsi Riau, sehingga muncul pernyataan Ketua Umum GP Ansor seperti itu, Risky malah mempertanyakan dasarnya.

“Dasarnya apa bicara seperti itu. Selama ini Riau aman dan tentram,” ujar Risky. Wakil Ketua Komisi I DPRD Riau Taufik Arrakhman menyebut pernyataan Yaqut meresahkan. Terlebih, Yaqut turut menuding salah satu capres berafiliasi dengan kelompok radikal di Riau. Selain tanpa dasar dirinya mempertanyakan kapasitas Yaqut menyampaikan informasi yang bukan domainnya.

“Negara kita ini sudah punya badan yang hebat menangani masalah tersebut. Seperti Badan Intelijen Negara (BIN), Densus 88 anti teror bahkan kita punya TNI yang sangat kuat.

Lantas apa kapasitas yang bersangkutan menyampaikan informasi itu,” sebut Taufik. Maka dari itu, lanjut Taufik, yang berhak menyampaikan daerah mana yang terdapat kelompok radikal adalah pihak keamanan negara. Bukan sebuah organisasi masyarakat (ormas). Apalagi tanpa data yang jelas. Hal itu membuat dirinya menyimpulkan pernyataan yang disampaikan Yaqut meresahkan. Karena sejauh ini belum satu pun badan keamanan negara menyatakan hal serupa Yaqut.

“Inilah yang kami herankan. Me­ngapa saudara Yaqut menyampaikan hal yang bukan domainnya. Kita kan punya badan keamanan yang kompleks. Kenapa tidak kita percayakan saja pada aparat berwenang (BIN, TNI, Polri, red) untuk menyelesaikan,” paparnya.(ted/rpg)

Sumber: riaupos.co