Debat Perdana, Pasangan Prabowo-Sandi Menang Angka Tipis

JAKARTA(DUMAIPOSNEWS)-Debat pertama pasangan capres-cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tadi malam, Kamus (17/1), belum mempertontonkan sebagai pertarungan kelas berat yang pemenangnya akan menduduki tahta pemimpin negara-bangsa terbesar di Asia Tenggara yang sedang terpuruk nyaris di segala bidang.

Pendapat ini disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Swing Voters (PSV) Adhie M Massardi kepada pers di Jakarta, siang ini, Jumat (18/1).

Kongkowkuy

“Petahana (Joko Widodo-Ma’ruf Amin) tampak hanya berputar-putar seraya melontarkan jab-jab ringan yang mudah dihindari sang penantang (Prabowo-Sandi) yang tampak sangat hati-hati akibat terjebak dalam obsesi kesantunan politik, yang oleh lawannya justru dikesampingkan,” komentar Adhie.

Makanya, menurut budayawan politik ini, bila tadi malam pasangan Prabowo-Sandi bisa dinyatakan sebagai pemenang, hitungannya hanya menang angka tipis. Itu juga lebih akibat kesalahan petahana yang terlalu text book alias konsentrasi pada contekan yang dibawanya sehingga kehilangan fokus.

Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini melihat sebetulnya Prabowo-Sandi bisa memenangi pertarungan dengan TKO (technical knockout) jika dua jab menghentak yang dilontarkannya segera disusul dengan pukulan swing atau lazim disebut loong hook, senjata andalan khas Mohammad Ali yang ditakuti lawan-lawannya karena memang menyengat.

Dua jab menyengat itu adalah ketika (pertama) mempersoalkan karut-marut hukum  sekarang karena hanya kepada kader (partai) pendukung. Seharusnya langsung dikatakan: “Bagaimana bisa lahir keadilan hukum jika dua institusi penting seperti Kejaksaan Agung dan Kementerian Kehakiman dipimpin kader partai, apalagi di musim pemilu begini!”

Kedua, saat petahana menjelaskan bahwa impor besar-besaran komoditas beras, gula dll yang bikin petani domestik tercekik ternyata diputuskan dalam sidang kabinet di Istana. “Mengingat semua orang tahu bahwa itu (impor gila-gilaan) berpotensi melanggar undang-undang kemungkinan menimbulkan kerugian keuangan negara (korupsi), maka patut dapat diduga ada kekuatan besar di luar (kartel impor) yang menekan Istana,” jelas Adhie.

Sayang, kata dia, Probowo-Sandi tidak mengatakan begitu karena terlanjur masuk perangkap KPU yang mendesain debat adem-ayem dan tidak ada yang dipermalukan.

“Padahal kenyataannya debat politik pilpres ini justru mempermalukan rakyat karena mata dunia melihat kualitas (kandidat) pemimpin bangsa yang besar ini orang-orang yang canggung di panggung lokal, bagaimana pula nanti di pentas internasional?” pungkas Adhie Massardi.

Sumber : Rakya Merdeka Online (RMOL)