WASPADA! Terungkap Fakta Baru Kasus Upaya Penculikan Anak

DUMAIPOSNEWS.COM MALANG – Terungkap fakta baru di balik kasus percobaan penculikan bocah SD inisial RSN, 10, warga Lesanpuro, Kota Malang, Jatim.

Yakni penculik memancing korban dengan umpan anak kecil yang sedang terluka. Modus ini diketahui saat RSN kembali ditemui di rumahnya, Senin (28/10). Jika sehari sebelumnya RSN lebih banyak diam saat diwawancara, kini RSN sudah lebih aktif diwawancara.

Kongkowkuy

RSN menyatakan, kasus ini adalah murni kasus penculikan. Lantaran, saat sedang bermain bola di pelataran madrasah yang tak jauh dari rumahnya, ada dua lelaki yang keluar dari mobil berwarna putih.

Lalu, kenapa dia mendekat? RSN menyatakan saat itu dirinya kasihan. Karena waktu itu dia melihat anak kecil seumurannya yang kakinya berdarah. Seolah-olah ditabrak oleh mobil tersebut.

Tiba-tiba, dua orang laki-laki keluar dari mobil dan mencoba menolong anak kecil tersebut. ”Saya dipanggil, mereka minta tolong. Saya kan kasihan,” kata siswa kelas 4 SD ini dengan polosnya.

Namun, siapa sangka, komplotan itu merupakan pelaku penculikan. Saat RSN mendekat, dia kemudian dibius dari belakang. Dia menyatakan, rasanya waktu itu punggungnya seperti disemprot oleh minyak wangi. RSN masih ingat peristiwa itu.

Dia kemudian juga ikut diangkut ke dalam mobil. Dia baru sadar saat mobil melaju kencang di Jalan Raya Kyai Ageng Gribig. RSN tidak berani berontak. ”Saya bangun, saya diam. Saya lihat anak yang luka itu ternyata bukan darah,” bebernya.

Saat itu dia yakin dirinya dalam bahaya. Ada 2 laki-laki, 2 perempuan, dan 1 anak kecil dalam mobil tersebut. Mobil melaju ke arah selatan. Untungnya, di dekat kantor Koramil Kedungkandang, handphone sopir mobil tersebut terjatuh. Mobil kemudian berjalan pelan dan agak minggir.
RSN mengambil momentum dengan membuka pintu samping mobil. Dia pun melompat keluar. ”Saya tidak tahu pembicaraan yang dibahas orang yang di mobil,” kata anak terakhir dari empat bersaudara itu.

Bocah tersebut langsung lari kencang karena takut dikejar. Di jalan, dia bertemu dengan LN, teman bermainnya, yang langsung mengantarnya pulang ke rumah. RSN pun hanya bisa menangis sebelum bercerita ke orang tuanya. Ibunya, Nurmalasari, menjelaskan, kejadian hampir serupa sebenarnya pernah menimpa RSN.

”Dulu pernah anak ini mau diantar orang saat pulang sekolah. Orang itu tahu kalau rumahnya di Lesanpuro. Untung anaknya ndak mau,” kata wanita yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga itu.

Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengakuan RSN melalui ibunya sehari sebelumnya, pengakuannya kemarin memang ada sedikit perbedaan. Perbedaannya soal anak yang terluka. Awalnya, RSN mengaku kalau anak yang terluka tersebut ada di dalam mobil.

Sedangkan jika mendengarkan pengakuan kemarin, anak yang terluka itu hanya dijadikan pancingan oleh pelaku penculikan dan anak yang terluka itu keluar mobil.

Untuk diketahui, kejadian ini terjadi pada Kamis (25/10) saat RSN main sepak bola dengan teman-temannya. Untungnya, penculikan ini gagal karena RSN berhasil meloncat dari dalam mobil setelah memanfaatkan kelengahan pelaku karena handphone yang terjatuh.

Sedangkan terkait motif penculikan, sampai saat ini polisi masih menyelidiki kasus ini. Hanya saja, berdasarkan analisis, kemungkinan besar penculik melakukan penculikan secara acak. Ini karena, jika harta yang dibidik, maka RSN seharusnya bukan objek sasaran.

Lantaran, ibu RSN hanya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sedangkan ayahnya menjadi juru parkir di daerah Jalan Ijen, Kota Malang.

Kasat Binmas Polres Malang Kota AKP Nunung Anggraeni menyatakan, pihaknya sudah mengimbau bhabinkamtibmas dan satpam di Kota Malang untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama satpam yang bertugas di sekolah. ”Kami sudah beri penyuluhan satpam dan guru untuk mengingatkan anak didik terkait hal ini,” tegasnya.

Mantan Kasubbag Humas Polres Malang Kota ini juga mengimbau orang tua agar melakukan pengawasan ekstra untuk anak. Tentunya juga memperingatkan anak agar jangan mau diajak atau diiming-imingi sesuatu oleh orang yang tidak dikenal.

Nunung juga mengimbau guru agar meminta siswa tidak pulang sebelum dijemput. ”Ini tidak hanya di Kedungkandang. Tapi untuk wilayah Kota Malang,” pungkasnya. (jaf/c1/riq/jpnn)