Belum Seminggu Sudah 355 Kali Gempa di Lombok, Ternyata Ini Penyebabnya

Dumaiposnews.com,LOMBOK – Gempa di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus mengguncang. Sejak Minggu (5/8) hingga Kamis (9/8) Lombok sudah 355 kali diguncang gempa.

Gempa susulan yang cukup dahsyat mengguncang Lombok pada Kamis siang (9/8) pukul 12:25 WIB. Gempa berkekuatan 6,2 SR berpusat di 6 km Barat Laut Lombok Utara, NTB.

Kongkowkuy

Gempa susulan ini menimbulkan kerusakan bangunan di beberapa daerah, termasuk di Desa Tamansari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.

Bahkan seorang warga bernama Siti Daiyah yang sebelumnya mengalami luka pada bagian kaki kiri akibat gempa pada Minggu (5/8), kembali jadi korban.

Gempa susulan membuat Siti Daiyah menalami luka cukup serius pada bagian paha kanan akibat terkena benturan tembok rumahnya yang roboh, Kamis (9/8). Ia pun harus menjalani perawatan intensif.

Siti Daiyah yang baru diobati kembali tertimpa bangunan akibat gempa susulan Lombok. (Firdausi)

Hingga kini, data korban masih simpang siur. BNPB dan BPBD NTB menyatakan jumlah korban jiwa akibat gempa Lombok sebanyak 131 orang. Sementara TNI menyebut jumlah korban jiwa sampai 381 orang.

Lain lagi dengan Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan BPBD setempat yang menyatakan jumlah korban jiwa sebanyak 347 orang. Sedangkan Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan jumlah korban jiwa sebanyak 226 orang.

“Komandan satuan tugas dan kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah harus segera mengklarifikasi empat versi data korban meninggal berbeda yang beredar,” ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (9/8/2018).

Bangunan hancur akibat Gempa di Lombok

Kepala Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengatakan gempa bumi yang menguncang Lombok mengakibatkan ratusan korban jiwa dan menghancurkan ribuan rumah, merupakan gempa pengulangan 200 tahun silam.

Dia menjelaskan terjadinya gempa berkali-kali lantaran Lombok merupakan pulau yang berdekatan dengan lempeng batuan yang patah atau disebut sesar naik. Patahan tersebut tersebut cukup panjang, membentang dari dari Flores sampai Bali.

Ketika patah, ada energi kekuatan yang dikeluarkan dari dalam bumi dan ini sudah terjadi 200 tahun lalu, sehingga gempa pada hari Minggu itu merupakan pengulangan dari 200 tahun yang lalu.

“BMKG hanya bisa membaca, dari patahan kemarin, ada energi besar dan kuat telah dikeluarkan, energi itu merupakan energi yang tersimpan 200 tahun lalu, namun masih ada energi yang tersisa dan belum di keluarkan,” ungkapnya di lapangan ZAM Rembiga Mataram, Rabu malam (8/8).

Bule gelar tikar di bandara pasca gempa

Dia menambahkan, energi yang sudah lama tersimpan itu sudah dikeluarkan dengan ditandai guncangan gempa susulan dan itu merupakan mekanisme alam menuju ke proses stabil untuk menghabiskan energi yang tersisa.

Malah lanjutnya, jika energi tidak keluar, maka masih ada energi yang tersimpan ibarat bom waktu. Gempa pada Minggu itu telah dikeluarkan melalui gempa susulan hingga hari ini.

(fir/one/pojoksatu)