Kemenangan Mudah Marquez di MotoGP Prancis

DUMAIPOSNEWS, LE MANS – Sinyal bahwa Marc Marquez percaya diri akan menjadi pemenang MotoGP Prancis, Minggu (21/5) malam WIB, sudah datang dari awal.

Marquez memilih kombinasi ban medium-hard untuk balapan 27 lap di Le Mans tersebut. Itu menjadi tanda bahwa sang juara bertahan MotoGP sudah sangat percaya diri dengan seting-an motornya.

Kongkowkuy

Pilihan ban itu menjadi yang paling keras di antara semua pembalap di grid. Setelah dua pesaing utamanya, Andrea Dovizioso (Ducati) dan Johann Zarco (Tech3-Yamaha) tumbang, Marquez langsung tak terkejar.

Dengan ban belakang hard, Marquez memang harus menahan ritme balapnya di lap-lap awal untuk menemukan suhu yang pas. Tak heran jika di lap pembuka, justru rider Ducati Jorge Lorenzo yang mampu merangsek ke depan memimpin lomba. Kemudian, rekan satu timnya Dovizioso ikut bertarung di rombongan depan bersama Zarco.

Sesaat setelah sukses menyalip Lorenzo di lap 4, Dovi tergelincir di tikungan 6. Ban medium-soft yang dipilihnya terlalu dipaksa sebelum menemukan suhu yang pas. Tak lama setelah Dovi, giliran Zarco terseret di tikungan 8 saat diburu Marquez.

Melihat dua pembalap pesaingnya sudah tumbang, Marquez sadar bahwa memaksakan bertarung habis-habisan di awal balapan adalah keputusan fatal.

Untuk itu dia benar-benar menjaga ritme balapnya. Menahan diri. Apalagi juara dunia empat kali MotoGP tersebut tahu, pimpinan lomba saat itu, Jorge Lorenzo sudah salah memilih ban. Soft-soft. Pilihan ban paling lunak di tengah suhu trek yang sangat panas.

Benar saja, saat lap 10 belum selesai Marquez dengan mudah melahap Lorenzo di tikungan 6. Sejak saat itu, Lorenzo langsung menyesal. Permukaan bannya benar-benar tandas. Dua lap kemudian pembalap Pramac Ducati Danilo Petrucci membabatnya di tikungan 7. Petrucci merebut posisi kedua.

Di saat yang sama, bintang Movistar Yamaha Valentino Rossi juga sedang menemukan ritme balap terbaiknya. Pada lap 13, The Doctor mencuri tempat ketiga dari Lorenzo di tikungan 8. Tanpa perlawanan.

Ada harapan Rossi bisa memburu Petrucci di posisi kedua. Pada lap 14-15 pembalap Italia 39 tahun tersebut membukukan lap tercepat secara beruntun. Namun ternyata itu tak berlangsung lama. Penyakit Yamaha YZR-M1 yang kesulitan dengan cengkeraman ban pada kondisi trek panas tak bisa ditutupi.

Rossi memilih tak memaksakan menggeber motornya daripada kehilangan podium keduanya musim ini yang sudah di tangan. Rossi mengakui pilihan bannya sudah tepat. ”Kami tahu kami lebih baik daripada di Jerez (balapan sebelumnya). Hasil ini (podium) sangat penting untuk Yamaha,” ujarnya.

Juara dunia kelas premium tujuh kali tersebut menyatakan, Petrucci sedikit lebih cepat, sehingga sulit untuk dikejar. Sementara buat Marquez, ini adalah kemenangan tiga kali beruntun setelah Spanyol dan Amerika Serikat. Marquez masih menunjukkan bahwa belum ada trek yang sulit bagi Honda RC213V.

Dia membuktikan bisa menggeser dominasi Yamaha di Sirkuit Le Mans. ”Kemenangan penting di sirkuit yang biasanya kami selalu kesulitan,” tandasnya usai balapan.

Dengan tumbangnya dua pesaing utamanya tadi malam, Marquez semakin sulit dikejar di puncak klasemen pembalap. Hat-trick di tiga balapan terakhir membuatnya kini berada di atas angin dengan raihan 95 poin. Pesaing terdekatnya di klasemen, Vinales tertinggal jauh 36 poin di posisi kedua.

Zarco turun ke urutan ketiga dengan 58 poin. Hanya unggul dua poin dari Rossi di posisi keempat. Kemenangan Marquez dan posisi ketiga yang diraih Rossi di GP Le Mans, memaksa keduanya harus bertemu di podium. Keduanya tak lagi bertegur sapa sejak insiden tabrakan di GP Argentina 9 April lalu.

Sejak berada di cooling room menunggu seremoni di podium, baik Marquez dan Rossi sama sekali enggan berkomunikasi. Padahal Marquez bersalaman dan tampak ngobrol dengan Petrucci.