IPDA Auzar, Korban Meninggal Teroris Mapolda Riau Sosok Religius

Tiga polisi menjadi korban serangan terduga teroris di Mapolda Riau, sekitar pukul 09.00 WIB, Rabu (16/5). Salah satu korban meninggal dunia bernama Ipda H Auzar. Almarhum bertugas di Direk­ torat Lalu Lintas Polda Riau.

Dumaiposnews.com, Pekanbaru – IPDA AUZAR meninggal setelah ditabrak oleh mobil yang dikendarai oleh komplotan teroris yang menyerang Mapolda pagi itu. Di tem­patnya bertugas Auzar dikenal sebagai sosok yang religius.

Kongkowkuy

Sebelum meninggal dunia, Ipda Auzar diketahui baru saja melaksa­nakan salat Duha di musola lantai dua Polda Riau.Kita semua merasa kehilangan sosok beliau. Bukan hanya Polisi tapi juga ulama dan ustad di sini,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Riau, Kombes Pol Rudi Syarifudin.

Rudi menyebutkan IPDA Auzar yang meninggal pada usia 55 tahun tersebut memulai karir di Lantas Polda Riau sejak dari Bintara hingga kini menyandang pangkat Ipda.

Selama menjadi anggota Polri, Auzar yang bergelar Haji itu aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Dia diketahui kerap memberikan tausiah hingga disebut sebagai salah satu ustadz yang disegani di internal polisi maupun masyarakat setempat.

Sebagai atasan almarhum, Kombes Rudi juga menyebut almarhum memiliki sebuah pesantren dan yayasan anak yatim piatu yang mendidik lebih dari 500 anak kurang beruntung.

“Sebelum kejadian beliau juga sempat memberikan pengarahan jadwal tausiah dan kegiatan ramadhan di lingkungan masjid Polda Riau,” bebernya.

Kompol Sugeng yang bertugas di Itwasda Polda Riau, yang telah mengenal sosok Ipda Auzar sejak 11 tahun lalu, juga merasa kehi­langan.

“Dia sering salat ke masjid. Subuh di masjid sana, lalu Zuhur di masjid yang berbeda. Pastinya sangat kehilangan. Terakhir ketemu itu pas salat asar di Masjid Al-Falah,” tutupnya.

Dimata sanak saudaranya, almarhum dikenal alim dan taat melaksa­nakan salat lima waktu serta menjadi imam. Tidak hanya di tem­patnya berdinas, Ia juga selalu menjadi imam salat saat pulang ke kampung halamannya di Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).

“Orangnya baik, sering jadi imam salat di sini (Pekanbaru) dan juga kalau pulang kampung juga sering jadi imam salat,” kata salah seorang keponakan almarhum di Masjid Muthmainnah Polda Riau.

Menantu almarhum mengungkapkan, sebelum terjadinya insiden pen­yerangan di Mapolda Riau yang mengakibatkan gugurnya almarhum, Ia sempat mendapat firasat kurang baik.

“Beberapa hari lalu saya sempat bermimpi. Kalau kata orang tua tanda mau kemalangan,” singkatnya yang mulai meneteskan air mata mengenang almarhum.

Tidak hanya dikenal sebagai manusia yang taat menjalankan kewaji­bannya salat lima waktu dan menjadi imam. Personil Polisi yang menjadi korban penyerangan terduga teroris di Mapolda Riau ini juga rutin menjadi guru ngaji dibeberapa pesantren di Kota Pekan­baru, Riau.

Semasa hidupnya, almarhum Ipda H Auzar yang merupakan personil  Direktorat Lalulintas Polda Riau tidak hanya mengabdikan hidupnya sebagai Polisi. Tapi juga menjalankan kewajiban penuh sebagai pengayom masyarakat dengan menjadi guru ngaji.

Para tetangga mengenal Ipda Azhar yang tewas akibat serangan teror di Mapolda Riau sebagai sosok yang berjiwa sosial tinggi.”Almarhum adalah tetangga yang luar biasa, jiwa sosialnya tinggi untuk kegiatan masyarakat. Terutama kegiatan di tiga masjid yang ada di sekitar tempat tinggalnya ini,” kata Erwin (42), tetangga yang tinggal di depan rumah almarhum.

Ketika mendengar almarhum jadi korban teror di Polda Riau, warga sangat terpukul, katanya.  Ipda Auzar yang lahir di Tanjung Alam 9 November 1962, meninggal­kan seorang istri, tiga anak dan satu orang cucu. Selama hidup ia pernah menjabat Perwira Administrasi II SIM di Subditregident  Ditlantas Polda Riau.

Pada Rabu pukul 09.00 WIB, mobil Toyota Avanza masuk ke pintu gerbang Mapolda Riau. Saat polisi mau memeriksa mobil Avanza tersebut, seorang laki-laki sambil membawa samurai keluar mobil lalu mengejar dan membacok seorang polisi.

Laki-laki tersebut berhasil dilumpuhkan dengan tembakan oleh polisi yang bertugas. Dua orang laki-laki lainnya dari dalam mobil yang sama juga akan menyerang anggota polri kembali namun bisa dilumpuhkan kembali hingga mati dua orang tersebut.

Mobil tersebut menabrak anggota Polri, namun bisa dihentikan dan diamankan. Polri menyatakan empat teroris tewas dalam penyerangan itu. (rpg/ant/grc/rio)