Janji Kebun Plasma Tak Kunjung Terealisasi, Warga Rupat Berunjuk Rasa ke PT MMJ

RUPAT(DUMAIPOSNEWS.COM)-Kurang lebih seratusan orang warga Rupat yang mengaku berasal dari Desa Darul Aman, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis melakukan aksi damai ke PT Marita Makmur Jaya(MMJ) sebuah perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi di Desa Darul Aman, Senin(16/4)

Kedatangan warga ini dengan maksud menuntut haknya mendapatkan bagi hasil plasma perkebunan sawit milik PT MMJ sebagai konsekuensi kemitraan perusahaan dengan Koperasi Rupat Jaya.

Kongkowkuy

Sebab menurut para pendemo, setelah kesepakatan antara perusahaan dengan masyarakat melalui koperasi pada tahun 1999 lalu hingga saat ini belum ada terealisasi kebun plasma yang dijanjikan pihak perusahaan

Sebelum menggelar aksi unjuk rasa ke PT MMJ, massa terlebih dahulu mendatangi Kantor Camat Rupat di Jalan Pelajar, Kelurahan Batupanjang

Kedatangan mereka ke kantor Camat sekira pukul 09.30 WIB disambut Camat Rupat, Hanafi SPI,M.Si,Kapolsek Rupat,AKP Masrial S Sos, serta Danramil Rupat, Kapten Inf M Adhar

Maksud kedatangan warga ke kantor Camat Rupat bermaksud berdialog Camat Rupat guna menyampaikan keluhan bahwa selama ini tidak mendapatkan yang seharusnya menjadi hak mereka.

Mereka meminta pihak Pemerintahan Kecamatan Rupat rmemfasilitasi, agar perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT MMJ untuk memenuhi hak mereka, berupa kebun plasma dan hak-hak lainnya.

Setelah melalui negoisasi permintaan para pendemo ingin mengadakan dialog dengan Camat Rupat tersebut akhirnya dikabulkan Camat Rupat dan disepakati pertemuan dilaksnakan di aula kantor Camat Rupat.Turut hadir dalam pertemuan tersehut ketua Koperasi Rupat Jaya, Zaili,Kepala UPT Dinas Koperasi Kecamatan Rupat, serta dari UPT Dinas Kehutanan Kecamatan Rupat

Sesuai tuntutan pendemo yang telah dibacakan Subari selaku salah satu koordinator lapangan(korlap) aksi demo tersebut dalam orasinya bahwa sesuai dengan perjanjian antara perusahaan dengan masyarakat plasma bakal dibagikan kepada masyarakat, namun hingga usia tanam sawit sudah produksi saat ini masyarakat anggota koperasi tidak mendapatkan lahan plasma.

“Semua persoalan ini sudah disampaikan berulang kali kepada pihak perusahaan,namun tak ada penyelesaian,” ujar Subari,

Lebih lanjut dikatakan, selain menuntut lahan plasma yang menjadi hak masyarakat, massa yang melakukan aksi juga dalam orasinya menilai pihak PT MMJ diduga telah melenceng dari perjanjian plasma yang mengacu pada Kredit Koperasi Primer Terhadap Anggota(KKPA) yang sampai saat ini belum ada realisasi,bahkan belum ada titik terangnya. Selain itu pengunjuk rasa juga menduga adanya kejanggalanterbitnya HGU tahun 2004 dan pelepasan kawasan hutan produksi tahun 2008.

Dalam orasinya massa juga menyinggung dugaan kejanggalan tenaga kerja terhadap karyawan harian tetap dan upah minimum regional berdasarkan ketentuan disnaker. Oleh sebab itu para pengunjuk rasa meminta kepada Prisiden Jokowi serta jajaran pememrintah provinsi,kabupaten untuk bisa meninjau dan menata ulang tentangkebijakan yang telah direalisasikan. Selanjutnya massa yang menggelar aksi juga meminta kepada Siti Nurbaya Bakar selaku Menhut untuk meninjau ulang tentang perizinan pelepasan kawasan hutan

Pantauan Dumai Pos selama dialog yang berlansung hampir satu setengah jam di aula kantor Camat Rupat itu berlansung alot.Bahkan suasana dialog sempat memanas tatkala Ketua Koperasi Rupat Jaya,Zaili ingin menjelaskan seputar pola kerjasama antara koperasi Rupat Jaya yang bermitra dengan PT MMJ,namun sebagian dari para pendemo menyatakan menolak mendengarkan keterangan dari Ketua Koperasi Rupat Jaya tersebut,dengan alasan mereka sudah hilang kepercayaan kepada Zaili selaku pimpinan Koperasi Rupat Jaya.Oleh sebab itu massa pendemo meminta kepada pihak Pemerintahan Kecamatan Rupat dalam hal ini Camat Rupat agar bisa menghadirkan pihak PT MMJ dalam dialog tersebut.Namun upaya untuk menghadirkan manajemen PT MMJ ke kantor Camat Rupat saat itu gagal dengan alasan yang tidak jelas,sehingga akhirnya para demonstran memutuskan untuk melanjutkan aksi demo mereka. (Aru)