BAGAIMANA Pulau Rupat, Pemkab Berau Kebut Persiapan Pembangunan KEK Pariwisata

BERAU (DUMAIPOSNEWS.COM) – Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, tidak ingin kegagalan membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata pada 2017 lalu terulang tahun ini.

Karena itu, Pemkab Berau sedang ngebut mempersiapkan berbagai persyaratan untuk mewujudkan Pulau Maratua sebagai KEK pariwisata.

Kongkowkuy

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau Mappasikra Mappaselleng mengatakan, proses mewujudkan target menjadikan Maratua sebagai KEK berjalan di trek yang benar.

Dia menambahkan, bupati dan wakil bupati Berau bersama investor yang tergabung dalam satu konsorsium sedang mengurus kelengkapan terkait badan hukum dan persyaratan lainnya.

“Saat ini, kementerian meminta provinsi yang mengusulkan Pulau Maratua sebagai KEK. Jadi, sekarang giliran provinsi yang bergerak,” ujar Mappasikra, Jumat (19/1).

Dia menambahkan, pihaknya hanya tinggal menunggu usulan dari gubernur Kaltim. Namun, Pemkab Berau juga sudah mempersiapkan semua yang dibutuhkan.

“Provinsi telah mempersiapkan jadwal pertemuan untuk mempresentasikan bahan apa saja yang akan disampaikan gubernur ke kementerian dan Dewan KEK Nasional,” ungkap Mappasikra.

Perusahaan yang tergabung dalam konsorsium KEK Maratua, sambung Mappasikra, perlu melakukan diskusi terlebih dulu sambil melengkapi persyaratan administratif.
Dirinya berharap pemerintah provinsi sudah mengusulkan setelah presentasi yang dilakukan pada Januari ini.

“Pemkab sudah bangun bandara maupun infrastruktur lainnya seperti pelabuhan dan jalan yang menghubungkan empat kampung,” kata Mappasikra.

Dia optimistis Pulau Maratua akan ditetapkan sebagai KEK pariwisata pada tahun ini.

Menurut Mappasikra, penetapan Pulau Maratua sebagai KEK akan berdampak positif terhadap industri pariwisata Berau dan Kaltim.

Beberapa waktu lalu, Wakil Bupati Agus Tantomo mengaku terus melakukan usaha terbaik untuk mewujudkan Pulau Maratua sebagai KEK pariwisata.

Dia mengatakan, Pulau Maratua paling terdepan untuk dijadikan KEK pariwisata.

Hambatan utama berupa ketiadaan lahan seluas 300 hektare juga sudah dituntaskan. (sin/app)

 

Komentar